Kunjungi Kapanewon Sedayu, Ini Kata Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto

Melalui kunjungan kerja ke Kapanewon Sedayu Bantul, kita ingin dapatkan gambaran riil problem pelayanan publik.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Komisi A DPRD DIY saat kunjungan kerja ke Kapanewon Sedayu, Bantul, Rabu (2/7/2025). 

Sementara itu Yuni Satia Rahayu, soal KIA  prosentase sudah berapa yang terlayani, juga soal dispensasi nikah bagaimana kondisinya di Sedayu. 

Anton Yulianto, Panewu Sedayu Bantul menjelaskan adanya keterbatasan akses data kependudukan bagi Kapanewon membuat tidak bisa akses data kependudukan real time. 

"Kewenangan terbatas yang kita miliki membuat ada perbedaan jumlah data penduduk. Data riil, dinamis lahir mati datang pergi.  Ada jumlah penduduk Sedayu 45.517 orang dengan 16.255 KK. Kalau ditelaah ada kisaran selisih jumlah penduduk, ada tidak tertib Adminduk karena tidak proses meski terekam BPS," kata Anton Yulianto. 

Kondisi banyak perumahan di Argomulyo dan Argorejo, Sedayu di kawasan ini terbanyak di area itu tidak sinkron data kependudukan dengan kondisi komplek perumahan belum teradministrasi baik. Ada keluhan dari dukuh, orang yang datang dan pergi tidak diketahui. 

"Dukcapil Bantul dengan sharing data secara berkala, dinas datanya share ke Kapanewon. Aparat di bawah mencatat perbedaan pola perpindahan penduduk secara fisik dan administrasi. Kalau afirmasi, ada layanan, ada basis data sistem administrasi kesejahteraan masyarakat Bantul. Sumber data tersedia. Lewat SiDA MESRA bagi belum masuk, butuh cek riil lapangan dengan lurah dan dukuh agar sesuai. Afirmasi akan jadi gonjang-ganjing masyarakat, terutama bagi penerima manfaatnya. Di Sedayu sudah tercover data KIA untuk SMA dan SMK, SMP mencapai 90 persen karena ada kerja sama di sekolah. Hanya untuk usia TK PAUD, belum terlayani semua," kata Anton Yulianto, Panewu Sedayu. 

Sementara untuk sarana dan prasarana pelayanan kependudukan ruang terbatas, PC dan peralatan nunggu unit baru, yang diharapkan alat  dari dinas yang masih layak. 

Anton Yulianto menyatakan Kapanewon Sedayu sudah ramah anak, disabilitas, bumil dan ibu menyusui dan terus diupayakan lebih baik. 

Keprihatinan di Sedayu, problema disabilitas dan ODGJ, meski ada paguyuban kelompok disabilitas yang berikan dampingan pelayanan. Sedayu Pinilih di masing-masing kalurahan, masih ada kebutuhan atensi terutama alokasi anggaran guna optimalkan pelayanan. 

"Gotong royong telah dikerjakan bersama deng CSR dengan Pertamina, rumah bugar difabel, Pustu Sedayu 2 guna perawatan kesehatan yang rutin melayani fisioterapi, cek kesehatan. Lalu hadir Rumah produksi difabel, rumah di Jurug jadi pusat kegiatan difabel," kata Anton Yulianto. 

Kerjasama yang lain sejak 2023 dengan Universitas Mercu Buana, (UMB)bidang edukasi dihadirkan layanan khusus oleh calon psikolog sebagai syarat profesi. 

"Ada inisiasi pusat pelayanan jiwa, bekerjasama dengan UMB. Relawan bagi pendamping difabel, belum ada alokasi anggaran. Kalurahan Argosari, dinamis ada support kalurahan.  Persoalan kependudukan yang dihadapi yaitu kondisi kependudukan dengan status cerai bermasalah secara sosial, tidak menetap dalam jangka waktu lama. Status kependudukan abu abu, KDRT, kehamilan di luar nikah, bunuh diri, persoalan sosial berkaitan dengan masalah kependudukan, " kata Anton Yulianto. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved