Tuduhan Koalisi Masyarakat Sipil Soal Tewasnya Abral Wandikbo Hingga Bantahan TNI

Abral Wandikbo (27) ditemukan tewas mengenaskan di dengan kondisi termutilasi.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Dok. Puspen TNI
TEWASNYA ABRAL WANDIKBO - Sosok yang disebut Abral Wandikbo alias Almaroko Nirigi , warga Nduga, Papua Pegunungan. Dia tewas dalam kondisi termutilasi pada 25 Maret 2025 lalu. Koalisi Masyarakat Sipil menduga bahwa tewasnya Abral akibat ulah anggota TNI. Namun, Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi membantah hal tersebut. Abral disebut olehnya anggota OPM dan dibunuh oleh anggotanya sendiri setelah memberitahu aparat TNI terkait senjata yang tersimpan di salah satu honai di Kampung Kwit. 

"Bukti bahwa Abral Wandikbo alias Almaroko Nirigi Anggota Pok OPM sangat jelas, terbukti dengan adanya foto yang bersangkutan sambil membawa Senjata M-16 A2," beber Kristomei ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (15/6/2025).

Kristomei mengatakan Abral sempat diinterogasi oleh anggota TNI setelah ditangkap.

Dalam pengakuan Abral, dia mengaku mengetahui adanya senjata yang tersimpan di salah satu honai (rumah adat Papua) di Kampung Kwit.

Lantas, Kristomei menuturkan Abral mau untuk menunjukkan lokasi persis terkait senjata tersebut.

Namun, menurut Kristomei, Abral justru berusaha melarikan diri dengan melompat ke arah jurang.

"Namun saat di tengah perjalanan (Abral) melarikan diri. Kemudian prajurit TNI mengeluarkan tembakan peringatan, tetapi yang bersangkutan tetap melarikan diri dan melompat ke arah jurang," jelasnya.

Kristomei mengatakan anggota TNI tidak melanjutkan pengejaran terhadap Abral yang disebutnya melarikan diri dengan pertimbangan faktor keamanan dan keselamatan prajurit.

Dengan kronologi tersebut, Kristomei pun membantah prajurit TNI melakukan pembunuhan di luar hukum atau extrajudicial killing seperti yang dituduhkan oleh Koalisi Masyarakat Sipil.

Dia juga membantah bahwa tewasnya Abral dalam kondisi termutilasi adalah ulah dari prajurit TNI.

Justru, Kristomei menyebut Abral dibunuh oleh anggota OPM karena menjadi penunjuk jalan anggota TNI terkait adanya senjata api di Kampung Kwit.

"Yang janggal adalah jenazah Abral diinfokan ditemukan dalam keadaan telinga, mulut terpotong, tangan terikat. Prajurit TNI tidak akan melakukan kebiadaban seperti itu."

"Justru yang melakukan kebiadaban seperti itu adalah gerombolan OPM selama ini. Bisa jadi Abral dibunuh OPM sendiri karena Abral mau menunjukkan di mana Honai yang ada senjatanya," tegas Kristomei. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved