DKPP Bantul Gandeng Distributor untuk Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan Lewat Pangan Murah

Harga jual komoditas di bazar pangan murah Bantul tersebut rata-rata dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET).

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
PANGAN MURAH - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengunjungi pangan murah di Lapangan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Senin (16/6/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dengan menggelar pangan murah di Lapangan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Senin (16/6/2025).

Kepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, mengatakan selain menjaga stabilitas harga, pangan murah juga digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Krida Pertanian yang jatuh pada 21 Juni 2025 sekaligus menyongsong Hari Jadi ke-194 Kabupaten Bantul pada 20 Juli 2025.

"Kemudian gerakan pangan murah ini kami laksanakan dengan menggandeng sejumlah distributor, ada dari KT Ngudi Makmur, UD Sumber Telur Jaya, Gapoktan, Rajawali Nusindo, PT. Pangan Surya Makmur, Bulog, dan Perusahaan Perdagangan Indonesia," katanya usai membuka pangan murah di Lapangan Trirenggo. 

Lanjut Joko, dalam pangan murah itu terdapat sembilan bahan pokok yang disediakan untuk masyarakat.

Beberapa di antaranya berupa gula, gandum, beras, minyak goreng, dan telur dengan jumlah penyediaan secara total mencapai 5,5 ton.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, berujar harga jual komoditas di bazar pangan murah tersebut rata-rata dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET).

"Ini artinya pasar masih terkendali. Misalnya beras, itu harganya masih dalam batas yang wajar. Rata-rata di bawah HET semuanya. Termasuk minyak goreng," tuturnya. 

Baca juga: Harga Bawang Merah di Bantul Merangkak Naik, Ini Penyebabnya

Disampaikannya, urgensi pelaksanaan pangan murah tersebut adalah menyediakan komoditas dengan harga jual murah dan terjangkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.

Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan komoditas sesuai dengan daya belinya.

Sebagai contoh, untuk komoditas yang disediakan oleh Bulog Kanwil Yogyakarta, harga beras premium lima kilogram hanya Rp67.000, gula pasir Maniskita satu kilogram Rp16,500, minyak goreng premium satu liter Rp17,500, dan tepung terigu tulip satu kilogram Rp8,500. 

"Jadi, InsyaAllah bisa disimpulkan stok aman, harga aman, dan inflasi terkendali," tutur Halim.

Siti Maya Sari (42), warga Kalurahan Trirenggo, mengaku senang karena mendapatkan harga jual beras yang terjangkau dibandingkan ketika membeli beras di warung dan di pasar.

"Biasanya kalau beras kayak gini, yang standar bagus, yang premium, ya Rp75 ribu per lima kilogram. Kalau ini, sama-sama premium juga, tapi saya dapat yang Rp62,500 per lima kilogram. Ya lumayan sekali perbedaan harganya," ucap dia.

Ditambahkan, beras lima kilogram itu bisanya dimasak dan dikonsumsi oleh keluarganya yang berjumlah empat orang.

Di mana, seminggu atau lebih dari seminggu bisa mengkonsumsi sekitar lima kilogram beras.

"Kan biasanya ada yang makan di luar dan sebagainya. Jadi, ya enggak mesti sama setiap harinya mengkonsumsi berapa kilogram atau berapa gram beras. Dan kalau bazar begini saya carinya beras, karena memang kebutuhan pokok dan harga lebih terjangkay. Kalau yang lain ya bisa beli kapan-kapan di luar sana," tutup dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved