Pelukan Terakhir Sakiyah Antarkan Sang Suami ke Rahmatullah

Pelukan terakhir Sakiyah Imuk (65) mengantarkan Pasah Suki (75) ke Rahmatullah.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNNEWS.COM/MEDIA CENTER HAJI/MCH2025/DEWI AGUSTINA
JEMAAH HAJI WAFAT - Sakiyah Imuk (65), jemaah haji Kloter LOP 01 Embarkasi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pulang sendirian ke Tanah Air setelah suaminya, Pasah Suki (75) meninggal di dalam bus dalam perjalanan dari Makkah menuju Bandara Madinah jelang kepulangan ke Tanah Air. 

TRIBUNJOGJA.COM, JEDDAH - Pelukan terakhir Sakiyah Imuk (65) mengantarkan Pasah Suki (75) ke Rahmatullah.

Jemaah haji asal Kloter LOP 01 Embarkasi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu harus mengiklaskan suaminya untuk pergi selama-lamanya beberapa jam sebelum pulang ke Tanah Air.

Pasah Suki meninggal dunia meninggal dunia pada Rabu (11/6/2025) dini hari atau beberapa jam sebelum pulang ke Indonesia.

Sakiyah bercerita sang suami meninggal di dalam bus saat perjalanan dari Makkah menuju Bandara Madinah.

Momen yang seharusnya membahagiakan bagi Sakiyah itupun berubah menjadi duka.

Namun Sakiyah ikhlas melepas kepergian suaminya untuk selama-lamanya.

Dia menyebut kepergian suaminya adalah sudah digariskan oleh Allah SWT.

Dia hanya berharap sang suami mendapatkan tempat terbaik setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji di Tanah Suci.

Dikutip dari Tribunnews.com, rasa duka begitu terlihat dari sosok Sakiyah.

Saat ditemui oleh Tim Media Center Haji Daker Bandara, Sakiyah duduk paling belakang di deretan kursi di Paviliun 6 Bandar Udara Pangeran Mohammad Bin Abdulaziz, Madinah pukul 02.15 Waktu Arab Saudi.

Baca juga: Bantul Buka Program Transmigrasi untuk 10 Keluarga

Jemaah haji Kloter LOP 01 Embarkasi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terlihat berbeda dengan jemaah haji lainnya.

Jika sebagian besar jemaah lainnya mengenakan batik dan kerudung warna putih dengan raut wajah bahagia, hal berbeda terlihat dari sosok Sakiyah.

Dia mengenakan seragam berwarna hitam, baju yang mengisyaratkan tengah mengalami duka yang mendalam.

Sementara di depannya tampak koper kabin bertuliskan namanya. Ada satu lagi koper milik suaminya diletakkan di depannya.

Sementara itu dua tas berisi dokumen paspor digantung di lehernya. Tas itu milik dia dan suami.

Meski tengah berduka, Sakiyah masih sempat menceritakan detik-detik kepergian suaminya di pelukannya.

Menurutnya, sang suami meninggal di atas bus saat saat perjalanan dari Makkah menuju Bandara Madinah, Rabu dini hari.

Kesehatan Pasah Suki menurut Sakiyah memang mulai menurun saat perjalanan dari Arafah sampai ke Mina.

Padahal, saat melaksanakan rangkaian ibadah haji di Arafah, kondisi sang suami baik-baik saja.

Saat perjalanan dari Arafah ke Mina, kondisi kesehatan Pasah Suki mulai menurun, dimana dia mulai terserang batuk.

Kondisi itu membuatnya tidak bisa melaksanakan rangkaian lempar jumrah secara langsung.

"Selama di Arafah, kami berdua masih sama dengan kondisi kesehatan yang segar. Saat balik dari Arafah ke Mina, bapak mulai batuk, sehingga melontar jumrah harus diwakili," ujar Sakiyah.

Prosesi ibadah haji kemudian dilanjutkan dengan kursi roda saat Thawaf Ifadah dan Wada.

"Kondisinya mulai menurun setelah di Mina. Mungkin ini sudah jalannya," kata Sakiyah.

Sakiyah mengaku sempat memeluk suaminya sebelum meninggal dunia di bus.

Sakiyah kini telah mengikhlaskan kepergian suaminya.

Dia rela pulang ke tanah air seorang diri tanpa suami tercinta.

Dia berharap agar suaminya mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

"Doakan suami saya ya," ujarnya pelan.

"Saya sangat sedih karena sudah mau kembali ke kampung lantas ia meninggalkan saya. Dengan siapa lagi saya nanti di sana," kata Sakiyah sedih. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved