DPKH Gunungkidul Temukan 83 Ekor Sapi Kurban Terjangkit Cacing Hati

Hal itu ditemukan saat pemeriksaan post mortem (otopsi) pada saat penyembelihan hewan kurban, pada 7-8 Juni 2025.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
TOLERANSI : Warga non muslim di Padukuhan Tumpak RT 24, Kalurahan Ngawur, Playen, Kabupaten Gunungkidul, turut ambil peran menjadi panitia kurban, pada Jumat (6/6/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul menemukan 83  ekor sapi kurban terjangkit cacing hati.

Hal itu ditemukan saat pemeriksaan post mortem (otopsi) pada saat penyembelihan hewan kurban, pada 7-8 Juni 2025.

Kepala DPKH Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan penemuan cacing hati itu dari pemeriksaan  sebanyak 4.143 ekor sapi kurban yang disembelih.

"Untuk penyakit yang ditemukan didominasi terjangkit cacing hati," ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (9/6/2025).

Dia melanjutkan penyakit cacing hati yang menjangkiti hewan kurban masuk dalam kategori ringan.

Meskipun begitu, pihaknya tetap  meminta kepada panitia kurban agar organ jeroan yang terpapar parasit dan penyakit cacing hati akut untuk dimusnahkan dengan cara dikubur.

"Untuk organ yang terjangkit cacing hati untuk tidak dikonsumsi, organ tersebut dikubur. Sedangkan, untuk daging tidak terpapar tetap boleh dimakan," terangnya.

Baca juga: Pemda Diizinkan Rapat di Hotel dan Restoran, PHRI Gunungkidul: Angin Segar

Dia menerangkan terjangkitnya hati sapi dengan parasit biasanya disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang buruk dan pemberian pakan yang kurang higienis.

Maka, jika hati tersebut dikonsumsi manusia, maka bisa menyebabkan muntah-muntah hingga diare. 

"Maka untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, organ yang terpapar parasit langsung dimusnahkan," ucap dia.

Selain memperhatikan kualitas daging sebelum disembelih, Wibawanti mengatakan pihaknya juga mengawasi proses pengepakan hingga distribusi daging kurban untuk memastikan tidak terjadi kontaminasi yang membahayakan kesehatan masyarakat.

"Untuk pengawasan itu, kami menerjunkan ratusan tim pemantauan yang disebar di lokasi penyembelihan hewan kurban. Adapun, tim pembuatan ini terdiri dari dokter hewan hingga petugas dari DPKH sendiri. Selama kurban kemarin semuanya berjalan lancar," tandasnya. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved