Polda Jabar Selidiki Dugaan Kelalaian Pengelola Dalam Tragedi Longsor di Gunung Kuda Cirebon

Polda Jawa Barat menyelidiki adanya dugaan kelalaian dalam tragedi yang menewaskan 14 orang tersebut.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Dokumentasi BNPB
JENAZAH KORBAN LONGSOR - Longsor terjadi di Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5). Peristiwa yang terjadi pukul 10.00 WIB ini menyebabkan 10 orang pekerja tambang dilaporkan meninggal dunia. Evakuasi korban longsor di tambang galian C Gunung Kuda Cirebon melibatkan tim SAR gabungan dan alat berat. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANDUNG  - Kasus longsor di lokasi tambang galian C yang ada di Gunung Kuda, Cirebon diselidiki oleh aparat kepolisian.

Polda Jawa Barat menyelidiki adanya dugaan kelalaian dalam tragedi yang menewaskan 14 orang tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengatakan pengelola tambang memiliki IUP OP nomor SK: 540/64/29.107/DPMPTSP/2020, yang berakhir pada 05/11/2025 dengan luas wilayah 9,16 Ha.  

Namun demikian, dalam pelaksanaanya, pekerjaan tambang diduga tak melalui standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku serta tak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

"Pertambangan Al Azhariyah sedang melakukan kegiatan muat material limestone. Ada tujuh mobil truk yang sedang memuat, dan tiga eksavator PC 200 yang tertimbun material," ujarnya Hendra dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/5/2025).

Peristiwa longsor ini pada akhirnya menelan korban jiwa sekitar 14 orang, sedang tujuh lainnya mengalami luka- luka.

Kini para korban meninggal telah dievakuasi, sedang korban selamat mendapatkan perawatan medis.

"Korban sementara yang meninggal sudah 14 orang. Kemungkinan korban meninggal masih bisa bertambah," tuturnya.

Baca juga: Kisah Pengantin Baru jadi Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon

Dalam penyelidikan awal, sebanyak enam orang saksi telah dimintai keterangan. Polisi berkoordinasi dengan Kementerian ESDM terkait perisitiwa ini.

"Kami sudah meminta keterangan sekitar enam orang saksi," katanya.

Sementara itu, jenazah yang sudah teridentifkasi akan diserahkan kepada pihak keluarga, sedang korban luka-luka saat ini sudah keluar RS Sumber Hurip dan Puskesmas Dukupuntang untuk rawat jalan. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved