Miris, Siswi SD di Kota Mataram Dijual Kakaknya untuk Layani Om-om, Kini Melahirkan Secara Prematur

Warga Kota Mataram Nusa Tenggara Barat digegerkan dengan kasus seorang siswi sekolah dasar melahirkan seorang anak.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
net
Ilustrasi prostitusi online 

Memburu Om A

Dari informasi yang diperoleh LPA, pria hidung belang yang selama ini menggunakan jasa korban diketahui berinisial Om A.

Orang inilah yang bertangung jawab atas apa yang dialami korban, apalagi kakak kandung korban juga pernah menjadi korban BO om A tersebut.  

"Ini kan dilema sekali, kakak kandung ini korban, sekarang sudah menikah dan mereka hampir berbarengan melahirkan, keduanya adalah korban, karena lepasnya pengawasan orang tua dan karena masalah ekonomi yang tak mampu mereka tanggung," ungkapnya.  

Kata Joko, kasus ini adalah gambaran bahwa BO di kalangan pelajar di Kota Mataram, sudah makin marak.

Hal ini makin parah setelah ada kejadian korban anak melahirkan anak karena dijual kakak kandungnya yang juga pernah menjadi korban.

Pemerintah mesti serius menangani kasus ini, karena telah masuk darurat kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual.

Sementara itu Kasubdit IV Renakta (Remaja Anak Wanita) Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Ni Made Pujawati yang dikonfirmasi terkait kasus ini, mengaku belum mendapat laporan dari LPA Kota Mataram.

"Belum, kami belum mendapat laporannya," katanya singkat.

Kasus ini memang belum dilaporkan oleh LPA Kota Mataram, namun korban telah menjalani pemeriksaan untuk pendalaman kasus.

Nyanyuk Ernawati, anggota DPRD Kota Mataram yang juga pembina Dewan Anak Mataram (DAM), mengaku sangat prihatin atas kasus tersebut, dan akan mencari formula terbaik dalam penanganannya.

"Yang utama bagi kami adalah melindungi korban dulu, menangani dan mengobati fisik dan psikisnya, ini tidak mudah bagi anak seusianya," kata Nyanyuk.

"Kami tengah membicarakan bagaimana praktek BO yang marak di kalangan pelajar ditangani serius oleh semua pihak, pelaku-pelakunya dulu yang harus kita tindak tegas terutama pelanggan yang memburu anak-anak yang terjebak dalam masalah ekonomi."

 "Polisi harus memburu pengguna atau pelanggan ini, sasaran meraka anak-anak. Ini sangat memprihatinkan dan menikam perasaan kita," katanya. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved