Bagaimana Cara Cegah Kenaikan Berat Badan di Masa Liburan? Simak Tipsnya

Bagi banyak orang, hal ini sering diikuti dengan rasa bersalah setelah liburan usai yang berujung pada niat untuk detoks atau diet ketat

IST/Oren
Ilustrasi Obesitas dan diet 

TRIBUNJOGJA.COM - Bulan Mei 2025 ini penuh dengan hari libur nasional dan cuti bersama.

Waktu seperti ini menjadi kesempatan ideal untuk liburan, kumpul keluarga, atau sekadar bersantai dari rutinitas kerja harian. 

Namun, liburan kerap datang bersama godaan, berupa makanan enak yang berlimpah, jam makan yang tidak beraturan, dan gaya hidup yang cenderung lebih santai.

Bagi banyak orang, hal ini sering diikuti dengan rasa bersalah setelah liburan usai yang berujung pada niat untuk detoks atau diet ketat.

Lantas, bagaimana cara mencegah kenaikan berat badan di masa liburan?

1. Jaga keseimbangan pola makan

Pratiwi Dinia Sari, S.Gz., RD., Ahli gizi dari Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada, mengatakan saat liburan seharusnya dilakukan adalah menjaga keseimbangan pola makan dengan gaya hidup sehat bukan menebusnya dengan diet ekstrem setelah liburan berakhir. 

Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, makanan bersantan, dan aneka olahan daging berlemak, memang sering menjadi bagian tak terpisahkan dari momen liburan dan kumpul keluarga. 

Tetapi di balik kenikmatannya, jenis makanan ini memiliki dampak serius terhadap kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. 

“Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah yang dalam jangka panjang bisa menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga stroke,” jelas Pratiwi.

2. Hindari makanan manis

Tak hanya lemak, makanan manis seperti kue, minuman bersoda, serta dessert berlebihan yang kerap hadir di meja makan saat liburan juga memiliki konsekuensi tersendiri. 

Kandungan gula yang tinggi dalam makanan ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara cepat. Tubuh yang mengalami lonjakan gula darah secara berulang akan lebih cepat merasa lapar, mudah lelah, dan mengalami penumpukan lemak, terutama di jaringan adiposa. 

“Lonjakan ini akan memicu peningkatan produksi insulin dalam tubuh sebagai respon alami, namun jika terlalu sering terjadi, bisa berdampak negatif,” lanjutnya.

Pola konsumsi seperti ini terus berulang setiap kali liburan datang, risiko kesehatan jangka panjang menjadi tak bisa diabaikan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved