Mata Lokal Fest 2025
Krisis Pangan Global Mengintai, Indonesia Siap Hadapi dengan Sistem Pertanian Berkelanjutan
Krisis pangan bahkan telah memicu kelangkaan di sejumlah negara, termasuk Indonesia yang pada awal 2024 mengalami antrean dan kelangkaan beras.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Namun ia menegaskan bahwa teknologi adalah keniscayaan jika Indonesia ingin tetap kompetitif.
“Modernisasi itu mahal, tapi tanpa itu kita akan tertinggal. Kita harus berani berinvestasi untuk ketahanan pangan masa depan,” katanya.
Optimalisasi lahan rawa di Kalimantan dan Papua menjadi salah satu contoh nyata adaptasi terhadap kondisi cuaca ekstrem, baik saat musim hujan maupun kemarau.
Tak hanya itu, Kementerian Pertanian juga fokus pada regenerasi petani melalui pembentukan Brigade Tanam dan Brigade Pangan yang telah melibatkan petani milenial dan Gen Z, khususnya dari Papua dan wilayah timur lainnya.
Selain itu, peran penyuluh dan pengembangan pekarangan pangan bergizi terus diperkuat untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis rumah tangga.
Hasilnya cukup menggembirakan. Pada tahun 2025 ini, produksi beras Indonesia mencapai 34,6 juta ton, melebihi kebutuhan nasional sebesar 31 juta ton.
Pertumbuhan produksi bahkan diproyeksikan meningkat sebesar 18,6 persen hingga pertengahan tahun.
Capaian ini mendapat pengakuan internasional, ketika Presiden Joko Widodo dianugerahi Agricola Medal oleh FAO atas kontribusinya terhadap ketahanan pangan global.
Dari sisi ekonomi, sektor pertanian menyumbang 10,52 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada kuartal pertama 2025, menjadikannya sektor dengan kontribusi tertinggi.
“Kita sudah berada di jalur yang benar, tapi keberlanjutan harus dijaga. Fokus berikutnya adalah hilirisasi agar pertanian benar-benar jadi penopang ekonomi nasional,” ujar Sam mengakhiri sesi keynote-nya.
Forum ini menegaskan bahwa masa depan ketahanan pangan Indonesia sangat bergantung pada transformasi sistemik di seluruh lini dari produksi hingga konsumsi, dari kebijakan hingga masyarakat akar rumput.
Perubahan hanya bisa dicapai melalui kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, masyarakat sipil, dan generasi muda.
Selain sesi summit, Mata Lokal Fest 2025 juga menghadirkan sejumlah tokoh nasional yang menjadi pembicara utama, antara lain Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Mereka membahas beragam topik seputar pembangunan berkelanjutan dan ketahanan sektor-sektor strategis lainnya.
Ajang ini juga menghadirkan sesi penghargaan Mata Lokal Award 2025, pertunjukan hiburan, dan pameran UMKM yang menunjukkan komitmen Tribun Network dalam mengangkat potensi lokal menuju masa depan yang berdaya dan lestari.
Mata Lokal Fest 2025 bukan sekadar forum diskusi, tetapi momentum penting untuk memperkuat komitmen kolektif dalam mewujudkan Indonesia yang tangguh di tengah krisis global.
Dengan membangun ketahanan pangan yang berbasis inovasi, inklusi, dan keberlanjutan, Indonesia diharapkan mampu menjadi model global dalam menghadapi tantangan pangan masa depan. (*)
Visi Fadli Zon dalam Mendorong Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia |
![]() |
---|
Pramono Anung Tegaskan Transportasi Publik sebagai Simbol Disiplin Baru ASN |
![]() |
---|
Menteri UMKM Dorong Prioritas Pasar Domestik, Diversifikasi Jadi Kunci Hadapi Gejolak Global |
![]() |
---|
Menperin Tekankan Percepatan Net Zero Emission di 2050 |
![]() |
---|
DPR RI Tegaskan Komitmen Legislasi Hijau untuk Capai SDGs di Mata Lokal Fest 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.