Mata Lokal Fest 2025
Menteri UMKM Dorong Prioritas Pasar Domestik, Diversifikasi Jadi Kunci Hadapi Gejolak Global
Diversifikasi pasar luar negeri memang penting, namun memerlukan proses panjang dan kesiapan infrastruktur ekspor yang tidak instan.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Meningkatnya ketegangan perdagangan global akibat kebijakan tarif impor baru dari Presiden AS Donald Trump memunculkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan ekspor Indonesia, khususnya produk UMKM.
Namun, alih-alih bergantung pada pasar luar negeri, pemerintah memilih memperkuat basis konsumsi dalam negeri sebagai strategi utama.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman dalam gelaran Mata Lokal Fest 2025 yang diselenggarakan Tribun Network di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Dalam sesi bertajuk “Cutting Edge for Local Sustainability”, Maman menekankan pentingnya diversifikasi pasar, dimulai dari pasar domestik.
“Salah satu solusinya adalah diversifikasi pasar. Jadi salah satu langkah kita adalah kita udah mulai melihat pasar-pasar negara lain selain Amerika,” ujar Maman.
“Tapi kalau kami main dalam konteks diversifikasi pasar domestik dan kami jadikan ini sebagai first priority untuk mendorong produk-produk lokal kita dibeli oleh orang-orang Indonesia, itu menurut saya jauh lebih mudah.”
Menurutnya, diversifikasi pasar luar negeri memang penting, namun memerlukan proses panjang dan kesiapan infrastruktur ekspor yang tidak instan.
Maka, mendorong konsumsi produk lokal di dalam negeri menjadi langkah realistis sekaligus strategis untuk menjaga rantai pasok dan memperkuat fondasi ekonomi nasional dari dalam.
Baca juga: Menperin Tekankan Percepatan Net Zero Emission di 2050
“Ini juga salah satu cara kita untuk menjaga supply chain ataupun rantai pasar kita,” imbuhnya.
Pernyataan Maman ini muncul di tengah gejolak perdagangan global. Pasca pengumuman tarif impor baru oleh Presiden AS Donald Trump pada April lalu, defisit perdagangan Negeri Paman Sam justru meningkat tajam.
Data Maret 2025 menunjukkan defisit melonjak ke rekor USD 140,5 miliar, hampir dua kali lipat dibandingkan Maret tahun sebelumnya.
Sektor barang konsumsi, terutama farmasi, mendominasi lonjakan impor AS—didorong oleh kekhawatiran pelaku industri terhadap tarif baru.
Produk farmasi sendiri naik hingga USD 20,9 miliar, mayoritas berasal dari Irlandia.
Analis Oxford Economics menyebutkan fenomena ini sebagai sinyal kuat front-loading, atau penimbunan barang sebelum tarif diberlakukan.
“Ketidakpastian tetap tinggi dan tanda-tanda front-loading yang lebih luas mungkin terlihat dalam beberapa bulan mendatang,” sebut laporan mereka.
Visi Fadli Zon dalam Mendorong Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia |
![]() |
---|
Pramono Anung Tegaskan Transportasi Publik sebagai Simbol Disiplin Baru ASN |
![]() |
---|
Menperin Tekankan Percepatan Net Zero Emission di 2050 |
![]() |
---|
DPR RI Tegaskan Komitmen Legislasi Hijau untuk Capai SDGs di Mata Lokal Fest 2025 |
![]() |
---|
Krisis Pangan Global Mengintai, Indonesia Siap Hadapi dengan Sistem Pertanian Berkelanjutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.