Kecelakaan Maut di Purworejo
Mengapa Rem Truk di Purworejo Bisa Blong hingga Menabrak Kopada dan Tewaskan 11 Orang?
Kecelakaan maut mengakibatkan 11 korban tewas terjadi di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Kecelakaan maut mengakibatkan 11 korban tewas terjadi di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang.
Truk menabrak angkot yang membawa rombongan guru SD asal Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, yang hendak takziah.
Menurut penuturan saksi, dikutip dari berbagai media, truk tersebut berasal dari arah Magelang menuju Purworejo.
Truk melewati jalan turunan, dimana di depan truk tersebut adalah mobil angkot yang berisikan 17 penumpang. Mereka berniat untuk takziah di Purworejo dari Magelang.
Sesampainya di jalan turunan, truk yang mengangkut pasir justru mengalami rem blong. Kecepatannya tidak dapat terhentikan.
Truk tersebut kemudian menabrak mobil angkot di depannya dan menyeret mobil tersebut hingga sekian meter, membuat mobil ringsek.
Baca juga: Pengakuan Warga Purworejo Saksikan Laka Truk Tabrak Angkudes Rombongan Guru Asal Magelang
Mengapa truk pengangkut barang rawan mengalami rem blong?
Pada tahun 2021, tim Tribun Jogja pernah mewawancarai Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), Jayan Sentanuhady terkait truk yang sering mengalami rem blong.
Konteks wawancara saat itu adalah mengapa truk bermuatan batu bisa meluncur bebas di turunan dan menewaskan enam orang di area Tebing Breksi, Sambirejo, Prambanan, Jumat (3/9/2021).
Berikut penjelasannya:
1. Gigi kendaraan tak boleh netral
Jayan mengungkapkan, menurut teori, gigi kendaraan tak boleh netral di jalan turunan.
Gigi harus tetap berada di angka rendah agar mesin bisa difungsikan sebagai engine brake atau rem mesin.
“Rem itu kan ada dua, rem mekanis biasa dan rem mesin. Kalau dilihat dari keterangan sopir, kondisi truk ini netral. Nah, itu membuat engine brake jadi tidak optimal, tidak berfungsi,” katanya lagi.
2. Kecelakaan bisa terjadi karena beban di belakang
Di tahun 2021, kecelakaan di Tebing Breksi terjadi karena adanya muatan batu di truk. Sementara, di Purworejo, ada muatan pasir di truk yang menewaskan 11 orang.
Menurut Jayan, dengan beban seberat itu, seharusnya supir memastikan engine brake berfungsi dulu, baru batu penahan yang kabarnya digunakan untuk menahan roda dilepas.
Hasilnya, truk akan jalan perlahan-lahan dan tidak secepat biasanya, apalagi sampai terjadi benturan dengan bangunan sekitar.
“Batu itu kan berat. Kalau jalan turunan, butuh engine brake agar tidak hanya mengandalkan rem konvensional saja. Apabila beban sudah berat, engine brake tidak berfungsi, bisa bablas seperti laka tersebut,” ungkap Jayan panjang.
Dia menilai, apabila truk tidak membawa batu atau beban berat lainnya, biasanya rem konvensional bisa berfungsi karena kendaraan tergolong ringan. Sehingga, salah satu hal yang diperhatikan pengemudi saat jalan turunan adalah seberapa berat muatan di belakang.
Semakin berat beban, lanjutnya, rem konvensional terkadang tidak efektif dan bisa menimbulkan celaka.
Apa itu engine brake?
Salah satu penyebab utama rem truk blong adalah karena tidak menggunakan engine brake dengan benar, terutama saat menuruni jalan curam atau panjang.
Berikut penjelasannya:
Kenapa rem truk bisa blong?
1. Rem panas berlebihan (overheating)
Truk sangat berat, jadi kalau hanya mengandalkan rem kaki (rem utama) terus-menerus di turunan panjang, kampas rem jadi panas.
Jika terlalu panas, kampas bisa terbakar atau hilang daya cengkeram itulah yang disebut rem blong.
2. Tidak menggunakan engine brake atau exhaust brake
Engine brake membantu memperlambat tanpa mengandalkan rem. Kalau tidak dipakai, semua beban pengereman ditanggung oleh rem kaki risiko blong jadi tinggi.
3. Sistem rem kurang perawatan
Rem angin (air brake) di truk perlu pengecekan rutin. Kalau ada kebocoran udara atau tekanan tidak cukup, rem bisa gagal.
4. Truk kelebihan muatan
Beban lebih berat dari kapasitas membuat rem kerja keras, apalagi di turunan.
5. Pengemudi kurang pengalaman
Kadang sopir baru tidak tahu teknik pengereman yang benar di tanjakan atau turunan. Harusnya pakai kombinasi engine brake, exhaust brake, dan rem kaki secara bergantian.
Rem truk sering blong karena kombinasi antara teknik berkendara yang salah, perawatan yang buruk, dan muatan berlebih.
Tidak memakai engine brake di turunan panjang jelas meningkatkan risiko itu.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Mendikdasmen Serahkan Tali Asih untuk Korban Laka Maut di Kalijambe Purworejo |
![]() |
---|
Pemilik Truk Laka Maut Tanjakan Kalijambe Purworejo Belum Terungkap |
![]() |
---|
Sopir Truk Laka Ngangkruk Meninggal Dunia, Polres Purworejo Pastikan Penanganan Kasus Tetap Berjalan |
![]() |
---|
Sopir Truk Laka Maut di Purworejo Meninggal Dunia, Total Korban Tewas Jadi 12 Orang |
![]() |
---|
DAFTAR Korban Tewas Kecelakaan Maut di Purworejo, Jadi 12 Orang Setelah Sopir Truk Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.