Kasus DBD di Gunungkidul Menurun Signifikan

Kepala Dinkes Gunungkidul Ismono mengatakan adanya penurunan kasus dimungkinkan pengaruh  dari faktor cuaca.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/M FAUZIARAKHMAN
Dok. Grafis Ilustrasi Demam berdarah dengue. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mencatat angka kasus demam berdarah dengue (DBD) pada triwulan pertama 2025 ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan data Dinkes Gunungkidul pada triwulan pertama 2025 (Januari-Maret) tercatat sebanyak 247 kasus dengan nihil kasus kematian.

Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu, tercatat sebanyak 347 kasus dengan kematian 2 kasus. 

Kepala Dinkes Gunungkidul Ismono mengatakan adanya penurunan kasus dimungkinkan pengaruh  dari faktor cuaca.

"Pada tahun lalu, intensitas hujan lebih tinggi dibandingkan awal tahun ini. Hal itu, membuat nyamuk Aedes aegypti tidak bisa berkembang biak dengan baik," tuturnya saat dikonfirmasi pada Selasa (6/5/2025).

Ia melanjutkan penurunan kasus ini juga tidak lepas dari upaya pemerintah untuk menggencarkan peran jumantik (Juru Pemantau Jentik) khususnya di daerah dengan kasus DBD tertinggi seperti di Wonosari, Paliyan, maupun Semanu.

Kemudian, turunnya angka kasus DBD jiga dipengaruhi sosialisasi menjaga kebersihan lingkungan dengan cara Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang (3M), ditambah dengan langkah-langkah tambahan (3M-Plus), yakni menguras bak mandi dua kali dalam sepekan, mengubur kaleng dan botol dan serta menutup tempat air.

"upaya pencegahan yang dilakukan secara intensif ini berhasil menurunkan jumlah penderita DBD di sini," terang dia. 

Meski angka kasus menurun, Ismono tetap mengimbau masyarakat tidak lengah, terutama memasuki musim pancaroba yang rawan penyebaran penyakit.

"Kami  terus melakukan penyuluhan agar masyarakat memahami penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai saat musim penghujan, termasuk DBD," papar dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco menambahkan selain melakukan sosialisasi, pihaknya juga membagikan bubuk abate kepada masyarakat, baik dibagikan secara langsung maupun melalui Puskesmas. 

"Bubuk abate ini  untuk mengendalikan jentik nyamuk aedes aegypti, agar tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa," katanya.

Dirinya pun berharap adanya penurunan kasus demam berdarah pada tahun ini  diikuti dengan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian kasus demam berdarah dengue (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved