Mahasiswa DKV ISI Tawarkan Branding Baru Pasar Rakyat Lewat Pameran 'Kupas' di Teras Malioboro

para mahasiswa dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) FSR Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
PAMERAN: Mahasiswa DKV ISI Yogya tawarkan konsep branding baru untuk pasar rakyat, lewat pameran bertajuk 'Kupas' (Kunjungi Pasar), di Teras Malioboro Ketandan, Kota Yogya, 2-4 Mei 2025 

TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta -- Begini jadinya, ketika anak-anak muda diberi kesempatan untuk membranding sebuah pasar tradisional yang mulai tergerus zaman.

Warna nan mencolok, ornamen-ornamen ciamik, hingga berbagai daya tarik lainnya, mereka tawarkan sebagai ikhtiar membangkitkan gemuruh pasar rakyat.

Rangkaian upaya tersebut ditempuh para mahasiswa dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) FSR Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Branding baru pasar rakyat ditawarkan via pameran bertajuk 'Kupas' (Kunjungi Pasar), di Teras Malioboro Ketandan, Kota Yogyakarta, selama 2-4 Mei 2025.

Pameran tersebut, berangkat dari mata kuliah Visual Branding yang sudah jadi tradisi bertahun-tahun di Prodi Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta.

Kupas pun hadir sebagai bentuk respons untuk mengangkat kembali eksistensi pasar tradisional dari aspek sejarah, budaya, hingga keunikannya, 

Yakni, dengan mengeksplorasi, mendokumentasikan, serta menciptakan identitas visual yang kuat bagi pasar-pasar tradisional di Yogyakarta

Melalui eksplorasi desain, fotografi, ilustrasi, dan media visual lainnya, Kupas tampil sebagai sarana edukasi dan apresiasi bagi sepak terjang pasar tradisional.

Terdapat sembilan pasar tradisional di empat kabupaten di DIY yang diangkat, yakni Pasar Pleret, Celep, Kepek Sari, Trowono, Plono, Cublak, Kalasan, Pasar Ikan Pantai Depok, dan Prambanan.

Ketua Panitia Pameran Kupas, Glorya Valentina Parentah, mengatakan, bahwa pihaknya ingin anak muda lebih mengenal pasar-pasar tradisional.

Ia menyebut, pasar tradisional bukan sekadar tempat jual beli atau aktivitas perdagangan lainnya, namun banyak nilai yang terkandung di dalamnya.

"Maka, kita mengangkat keunikan pasar tradisional, dibikin semenarik mungkin, yang kiranya bisa diminati gen z. Karena banyak potensi yang belum diketahui oleh mereka, seperti kulinernya," ujarnya.

Menurutnya, branding yang ditawarkan selaras dengan hasil riset masing-masing kelompok, yang mendalami seluk beluk dan sejarah pasar sasaran.

Secara keseluruhan, terdapat 113 mahasiswa dari angkatan 2023 DKV ISI Yogyakarta yang ambil bagian di Kupas, dan terbagi dalam 9 kelompok.

"Semuanya berangkat dari hasil riset. Nah, untuk konsepnya, sesuai dengan yang mereka inginkan ya, bagaimana supaya pasar tradisional itu menjadi menarik bagi generasi z," tandas Glorya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved