DPRD DIY Dorong Penguatan Muatan Lokal dalam Pendidikan DI Yogyakarta
Ia menilai muatan lokal menjadi salah satu upaya untuk membentuk karakter pelajar di DIY. Sehingga pelajar di DIY tidak hanya memiliki prestasi
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, Nuryadi mendorong penguatan muatan lokal dalam pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut dia, muatan lokal di DIY akan menjadi pembeda dari wilayah lainnya.
Ia menilai muatan lokal menjadi salah satu upaya untuk membentuk karakter pelajar di DIY. Sehingga pelajar di DIY tidak hanya memiliki prestasi yang unggul, tetapi memiliki karakter yang baik.
“Sampai saat ini DIY masih dipercaya sebagai Kota Pelajar, predikat itu harus dijaga dan dikembangkan. Saat ini banyak pelajar dari luar DIY yang ingin belajar di DIY, artinya (pendidikan) DIY masih punya daya saing,” katanya dalam Ngobrol Parlemen.
“Muatan lokal ini harus dikembangkan, karena ini menjadi kebanggan kita (DIY). Membangun karakter siswa supaya memiliki unggah-ungguh (tata krama). Dan harapannya, pelajar yang sekolah di DIY ini punya nilai lebih (karakteristik yang berbeda) dan bisa membangun daerahnya kalau nanti sudah kembali,” sambungnya.
Menurut dia, muatan lokal tidak hanya menyasar pelajar saja, tetapi juga guru. Dalam istilah Jawa, guru merupakan akronim digugu lan ditiru atau sosok yang diteladani. Sehingga menjadi guru di DIY bukan hanya sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga menjadi sosok yang mampu memberikan contoh.
Guru juga dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Tujuannya agar siswa bisa lebih mudah menyerap ilmu yang diberikan.
Pihaknya pun siap mendukung sektor pendidikan di DIY agar lebih maju. Termasuk untuk menyukseskan program nasional wajib belajar 13 tahun.
“Kami siap memberikan dukungan melalui fungsi penganggaran dan pengawasan, termasuk jika Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY membutuhkan regulasi, kami siap. Untuk wajib belajar 13 tahun, ini harus benar-benar didata. Kalau memang tidak bisa sekolah formal, sekolah skill, sehingga punya kemampuan untuk bersaing di dunia kerja,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Suhirman mengungkapkan DIY tengah mengembangkan Pendidikan Khas Kejogjaan (PKJ).
Dalam program tersebut, pelajar di DIY ditanamkan nilai-nilai khas Yogyakarta. Muaranya adalah membentuk pelajar yang “Jalma kang Utama” atau berbudi pekerti luhur.
Dalam PKJ, siswa dapat tetap berprestasi dan tetap termotivasi belajar melalui kebudayaan.
“Jadi dalam PJK ini kami harapkan bisa dari dua sisi, simbang, antara karakter dan prestasi. Kami dapat laporan, kalau lulusan SMK dari DIY itu misal startnya sama, tetapi setelah beberapa tahun lebih unggul. Sementara dari lulusan SMA, di perguruan tinggi juga baik. Kami percaya pendidikan Jogja masih terdepan,” ungkapnya.
“Karakter Jalma kang Utama itu menjadi karakter berbeda khas Jogja. Mempunyai motivasi tinggi dalam berprestasi, termasuk gurunya. Makanya kami memperbanyak lomba kompetensi, baik untuk siswa dan guru. Kualitas guru juga kami tingkatkan melalui upskilling dan upgrading,” lanjutnya.
Ia mengakui kebutuhan guru di DIY masih kurang. Saat ini, DIY masih kekurangan 1.160 guru. Sehingga peningkatan kapasitas dan kualitas guru terus digalakkan.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu terobosan untuk pengajaran, namun di sisi lain juga menjadi tantangan. Pasalnya, tidak sedikit siswa memanfaatkan teknologi untuk kebutuhan non sekolah.
“Pendidikan ini adalah kerja bersama, sekolah, masyarakat, orangtua, termasuk para mitra. Guru menjadi orangtua di sekolah, sementara di rumah, orangtua juga harus berperan. Lingkungan dan mitra pendidikan juga memiliki peran yang sama. Dengan kerja sama dari semua pilar ini, maka tantangan di dunia pendidikan bisa diminimalkan,” imbuhnya. (maw)
Keracunan MBG Pelajar di DIY, Ombudsman: Program Nyaris Tanpa Pengawasan, Pelanggaran Nir Sanksi |
![]() |
---|
Tips Pertolongan Pertama untuk Luka Sederhana Pada Anak, Jangan Ditiup! |
![]() |
---|
Reaksi Orang Tua di Bantul soal Maraknya Keracunan MBG: Pemerintah Kurang Profesional |
![]() |
---|
Barca Cari Solusi Penuhi Regulasi Keuangan La Liga, Akankah Fermin Dilepas |
![]() |
---|
Kukuhkan Bulan Dana PMI 2025, Wali Kota Magelang Ajak Masyarakat Peduli Sesama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.