Bupati Bantul: Kami All Out Membela Mbah Tupon!

Abdul Halim menegaskan bahwa pihaknya benar-benar memberikan dukungan penuh untuk menuntaskan masalah Mbah Tupon ini.

TRIBUNJOGJA.COM / Neti Istimewa Rukmana
KORBAN MAFIA TANAH - Mbah Tupon, korban mafia tanah, memeluk erat Bupati Bantul, di rumah tinggalnya di Padukuhan Ngentak, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Selasa (29/4/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyatakan keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul dalam membantu permasalahan yang menimpa Mbah Tupon.

Diketahui, Mbah Tupon merupakan warga Bantul yang buta huruf dan diduga menjadi korban dari permainan oknum mafia tanah.

Kisah yang dialami Mbah Tupon pun viral di media sosial dan menjadi perhatian berbagai kalangan, termasuk Pemkab Bantul.

Abdul Halim menegaskan bahwa pihaknya benar-benar memberikan dukungan penuh untuk menuntaskan masalah Mbah Tupon ini.

Pihaknya pun telah membentuk tim hukum yang langsung diketuai oleh Kepala Bagian Hukum Pemkab Bantul.

"Tim hukum ini nanti akan melakukan investigasi, mengungkap fakta-fakta yang seterang-terangnya agar mengerucutkan kebenaran hanya satu versi saja. Karena, beredar di lapangan itu masih ada beberapa versi. Nah, setelah itu, Mbah Tupon dan keluarganya akan saya dampingi," jelas Halim, saat mengunjungi kediaman Mbah Tupon, di Padukuhan Ngentak, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Selasa (29/4/2025).

Pengumpulan bukti-bukti pun masih terus dilakukan.

Termasuk dengan pengumpulan bukti dari kantor notaris yang akan diminta klarifikasi dan penelusuran sejauh mana tokoh-tokoh kunci terlibat dalam masalah ini.

"Apakah ada notaris, pihak ketiga, atau mungkin lmbaga keuangan yang terlibat dalam masalah ini. Itu semua terus kami telusuri melalui tim hukum kami. Percayakanlah kepada Pemkab Bantul. InsyaAllah, ini akan kami selesaikan," terangnya.

Baca juga: Dapat Bantuan Hukum untuk Hadapi Mafia Tanah, Mbah Tupon: Sekarang Sudah Bisa Istirahat Agak Lama

Ia pun merasa yakin bahwa tim hukum tidak akan gentar untuk menuntaskan permasalahan Mbah Tupon, meskipun ada dugaan keterlibatan tokoh publik atau eks anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul dalam kasus ini.

Apalagi, tim hukum sudah dilindungi oleh perangkat Undang-Undang dan tim itu sudah dibentuk oleh Pemkab Bantul.

"Tim hukum itu bukan hanya sekali ini saja (bekerja menuntaskan permasalahan hukum). Bahkan ada puluhan atau ratusan kasus hukum yang didampingi atau dibela oleh tim hukum Bantul," ujar Halim.

Lalu, tim hukum itu akan berusaha menghentikan proses lelang tanah Mbah Tupon tanpa sepengatahuan Mbah Tupon.

Ia memastikan bahwa tim hukum Pemkab Bantul akan melakukan komunikasi dan berkirim surat lembaga keuangan untuk menghentikan proses lelang.

"Ini kan perlu kecepatan untuk menyelesaikan kasus ini. Agar lembaga-lembaga terkait tidak segera mengambil keputusan yang salah. Dan BPN kan sudah bersikap untuk meng-keep seluruh aktivitas yang berakibat pada putusan yang rentan salah," jelasnya.

KORBAN MAFIA TANAH - Mbah Tupon (kanan) dan istri Mbah Tupon (kiri) duduk di depan rumahnya di Padukuhan Ngentak, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Minggu (27/4/2025) sore.
KORBAN MAFIA TANAH - Mbah Tupon (kanan) dan istri Mbah Tupon (kiri) duduk di depan rumahnya di Padukuhan Ngentak, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Minggu (27/4/2025) sore. (TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana)

Pendampingan psikologis juga akan diberikan untuk Mbah Tupon, mengingat Mbah Tupon memiliki rasa trauma imbas adanya kasus mafia tanah ini.

Halim pun telah memberikan saran kepada Mbah Tupon untuk bersikap tenang dan menyampaikan kepada para tamu bahwa kasus ini telah diambil alih oleh pihaknya.

"Artinya, ini all out. Sekali lagi saya tegaskan, Pemkab Bantul all out untuk membela Mbah Tupon ini," tegas Halim.

Bahkan, Pemkab Bantul, lanjut Abdul Halim, juga menawarkan bantuan tempat tinggal sementara untuk Mbah Tupon dan keluarga Mbah Tupon.

"Tadi saya tawarkan Mbat Tupon dan keluarganya untuk tinggal sementara di Rumah Dinas Bupati Bantul. Di sana, ada dua kamar yang masih kosong dan bisa dipergunakan untuk Mbah Tupon, jika Mbah Tupon merasa tidak aman dan tidak nyaman di rumahnya saat ini," katanya.

Harapan Mbah Tupon

Sementara itu, Mbah Tupon mengaku senang dengan adanya perhatian dari Bupati Bantul dan sejumlah stakeholder.

Ia pun sempat meneteskan air mata saat Bupati Bantul datang mengunjungi Mbah Tupon sekeluarga.

"Remen (seneng). Bahagia lah," ucapnya.

Ia pun mengucap terima kasih kepada Bupati Bantul atas dukungan yang diberikan.

Baca juga: Polda DIY Periksa Sejumlah Saksi Kasus Dugaan Penyerobotan Tanah Mbah Tupon di Bantul

Termasuk dengan penawaran tempat tinggal di Rumah Dinas Bupati Bantul.

Namun, sementara ini Mbah Tupon memilih untuk tidak tinggal di rumah dinas itu.

"Nggih, kulo remenne teng mriki mawon. Mboten teng panggen rumah dinas Pak Bupati. Mriki kan omah piyambak. Sing penting putu kulo yo nggih slamet (Ya saya senangnya di sini saja. Tidak di rumah dinas Pak Bupati. Di sini kan rumah sendiri. Yang penting cucu saya juga selamat)," papar dia.

Tak banyak kata yang ia ucapkan.

Namun, kakek berusia 68 tahun ini berharap kepada seluruh pihak yang mendukungnya agar bisa turut serta mengembalikan sertifikat tanah atas nama Mbah Tupon lagi.

"Sing penting sertifikat kulo gek enggal-enggal wangsul (Yang penting sertifikat saya segera kembali lagi)," harap dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved