Harga Kelapa Parut di Kulon Progo Melambung Hingga Rp 17 Ribu Per Butir Akibat Kurangnya Pasokan

Harga kelapa parut di sejumlah daerah saat ini tengah melambung, termasuk di Kulon Progo. Harga per butirnya bahkan bisa mencapai 2 kali lipat dari bi

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
HAGA KELAPA NAIK - Agung menunjukkan kelapa yang disiapkan untuk diparut dan diolah menjadi santan di Pasar Sentolo, Kulon Progo, Selasa (22/04/2025). Harga kelapa parut saat ini melonjak hingga dua kali lipat dari biasanya. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Harga kelapa parut di sejumlah daerah saat ini tengah melambung, termasuk di Kulon Progo. Harga per butirnya bahkan bisa mencapai 2 kali lipat dari biasanya.

Seperti pantauan Tribun Jogja di Pasar Sentolo pada Selasa (22/04/2025). Agung, pedagang kelapa parut mengungkapkan harga kelapa mulai terasa naik sejak Lebaran.

"Pas Lebaran itu harganya Rp 15 ribu per butir, sekarang sampai Rp 17 ribu per butir," ungkapnya.

Menurut Agung, biasanya harga kelapa parut di kisaran Rp 7 ribu per butir.

Harga saat ini pun menurutnya paling mahal dari sebelumnya, sebab paling tinggi harga kelapa parut di kisaran Rp 10 ribu per butir.

Harga kelapa parut secara kiloan pun saat ini mencapai Rp 30 ribu per kilogram (kg), dari yang sebelumnya Rp 17 ribu per kg. 

Adapun harga di tingkat pemasok juga sudah tinggi, yaitu kisaran Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per butir.

"Padahal biasanya harga dari pemasok paling Rp 6 ribu per butir," kata Agung.

Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab mahalnya harga kelapa parut. Namun menurut informasi yang ia terima, kenaikan disebabkan oleh hasil panen kelapa yang kurang maksimal.

Mahalnya harga kelapa parut juga terjadi di Pasar Wates. Mahesti, pedagang kelapa parut di sana mengungkapkan saat ini ia mematok harga Rp 12 ribu per butir kelapa parut.

"Biasanya kelapa parut itu di harga Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu per butir," ujarnya.

Mahesti menilai turunnya kualitas kelapa jadi pemicu naiknya harga. Ia sendiri biasanya mengambil persediaan kelapa parut dari Kapanewon Kokap.

Mahalnya harga kelapa parut pun harus dihadapi ibu rumah tangga seperti Dayuni. Padahal, ia membutuhkan kelapa parut sebagai bahan masakan sehari-hari.

"Kadang ada yang pesan masak sayur juga, dan itu kan pakai santan dari kelapa parut," jelas warga Sentolo Lor ini.

Kebutuhan menjadi alasan Dayuni untuk tetap membeli kelapa parut meski harganya sedang mahal. Namun ia tetap berharap harganya bisa kembali normal.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved