Komentar Dirut RSA UGM Soal Kekerasan Seksual Dokter: Etika Harus Menyatu dengan Hidup Residen
Dirut RSA UGM turut komentari kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter residen di Bandung
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
Refleksi atas kasus ini menjadi momen penting bagi RSA UGM untuk memperkuat sistem pendidikan yang tidak hanya menghasilkan dokter yang kompeten, tetapi juga bermartabat.
Darwito menyampaikan bahwa institusinya berkomitmen untuk terus menegakkan tiga koridor penting, yakni etika, norma, dan hukum.
Dengan sistem pengawasan berlapis dan kehadiran para pendidik yang menjadi panutan, RSA UGM terus membangun ruang belajar yang aman dan bermakna.
Kepercayaan publik terhadap dunia medis hanya bisa dijaga jika institusi pendidikan juga konsisten menjaga nilai-nilai etik dan kemanusiaan.
“Etika dan norma kita jaga lewat SOP dan teladan. Kalau hukum ya kita serahkan pada aparat. Yang jelas, pendidikan harus menanamkan nilai-nilai itu sejak awal,” pungkasnya. (Ard)
| Oknum Guru Ngaji Setubuhi Gadis di Yogyakarta Akhirnya Divonis 11 Tahun Penjara |
|
|---|
| Dugaan Keracunan MBG di Mlati, Ratusan Bergejala, 1 Dirujuk ke RSA UGM |
|
|---|
| Kasus Kekerasan Seksual Anak, Mantan Kapolres Ngada Diganjar Hukuman 19 Tahun |
|
|---|
| Pengasuh Ponpes Terpidana Kasus Kekerasan Seksual di Magelang Meninggal Saat Dirawat di RSUD Tidar |
|
|---|
| Perbuatan Sang Ayah Akhirnya Terungkap, Kini Mendekam di Penjara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.