Kulon Progo Waspadai Sebaran Antraks seusai Temuan di Gunungkidul

Antisipasi antraks dilakukan setelah adanya laporan temuan Antraks di Kabupaten Gunungkidul.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
WASPADA ANTRAKS: Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo, Drajat Purbadi (kiri) saat memberikan paparannya pada Tim Puskeswan dari 12 kapanewon di Kantor DPP Kulon Progo, Rabu (16/04/2025). Antisipasi terhadap Antraks kini ditingkatkan usai temuan di Gunungkidul baru-baru ini. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo meningkatkan kewaspadaan terhadap kemunculan penyakit Antraks pada ternak.

Antisipasi antraks dilakukan setelah adanya laporan temuan Antraks di Kabupaten Gunungkidul.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPP Kulon Progo, Eko Sulistyadi menyampaikan koordinasi dilakukan dengan seluruh Puskeswan di 12 kapanewon.

"Hari ini kami undang Tim Puskeswan dari 12 kapanewon untuk mengantisipasi kemunculan antraks di Kulon Progo," jelas Eko ditemui di Kantor DPP Kulon Progo, Rabu (16/04/2025).

Pihaknya meminta agar seluruh tim di tiap Puskeswan untuk memperkuat surveilans atau pemantauan terhadap aktivitas pedagang ternak. Terutama yang biasa membeli dan menampung ternak dari luar daerah.

Sebab para pedagang ternak ini terkadang membeli hewan ternak dari daerah yang berisiko Antraks. Eko menyampaikan Petugas Puskeswan dibekali dengan obat-obatan untuk penanganan.

"Jadi jika nanti ada temuan hewan ternak yang bergejala seperti Antraks, bisa segera ditangani," ujarnya.

Eko menyatakan hingga kini belum ada temuan hewan ternak yang terindikasi terpapar Antraks. Adapun Puskeswan Nanggulan melaporkan kematian sejumlah sapi, namun belum dipastikan kematian tersebut disebabkan oleh Antraks.

Para pedagang dan peternak di Kulon Progo pun diimbau untuk ikut meningkatkan kewaspadaannya secara mandiri. Antara lain memastikan kebersihan lingkungan kandang hingga kondisi kesehatan hewan ternak.

"Bisa diberikan vitamin, menjaga kualitas pakan hingga pemberian pakan yang cukup," kata Eko.

Dokter Hewan dari Puskeswan Pengasih, drh. Haryadi mengatakan jika pemahaman para pedagang soal penyakit ternak seperti Antraks sudah cukup baik. Terutama bagi mereka yang terbiasa membeli ternak dari luar Kulon Progo.

Meski begitu pihaknya tetap menguatkan sosialisasi ke masyarakat. Termasuk memonitor hewan ternak yang dibeli oleh pedagang atau peternak, terutama sapi yang dibeli dari daerah rawan.

"Sejauh ini di Pengasih belum ada laporan gejala Antraks, semoga tidak terjadi di Kulon Progo," ujar Haryadi.(alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved