Keracunan Massal di Klaten

Kisah Korban Meninggal Dunia Akibat Keracunan Massal di Klaten, Makan Dua Nasi Kotak 

Suparno (72), korban meninggal dunia akibat mengalami gejala dugaan keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
MELAYAT: Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, saat melayat ke rumah korban dugaan keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Selasa (15/4/2025). 

Istri serta keponakan mendiang tampak menyambut kedatangan Hamenang dan rombongan dengan berjabat tangan. 

Pada kesempatan itu, Hamenang sempat berbincang dengan keluarga korban terkait kegiatan mendiang saat menonton gelaran wayangan hingga jatuh sakit diduga mengalami keracunan makanan. 

"Kami datang ke rumah duka korban keracunan makanan yang meninggal dunia. Kami melayat dan mendoakan semoga Pak Suparno Husnul Khotimah. Kami berikan bantuan sembako dan uang untuk keluarga korban, semoga bisa membantu," ucapnya.

Hamenang menyebut juga memberikan pesan kepada keluarga  korban agar ikhlas dan tegar, supaya korban bisa tenang di alam sana. 

"Kejadian itu tentu adalah musibah dan tidak ada yang mau kena musibah. Tetapi percaya itu jalan terbaik," katanya.

Cerita Koponakan Korban

Keponakan korban, Yulianti (35), membenarkan pamannya ikut menonton pagelaran wayang kulit yang diadakan salah satu warga Desa Karangturi pada Sabtu (12/4/2025) malam. 

Pada acara itu, pamannya makan satu kardus nasi kotak. 

"Terus pulang dan dibawain satu kardus lagi. Sekitar jam 03.00 WIB malam sampai rumah dan menawarkan ke istrinya." 

"Tapi karena masih malam, istrinya dibangunin tidak bangun-bangun dan mungkin paman saya masih lapar, sebab pulang jalan kaki. Jadinya nasi kotak itu dimakan lagi, sehingga makan dua nasi kotak," ceritanya.

Yulianti mengungkapkan pada Minggu (13/4/2025), pamannya mulai merasakan gejala keracunan makanan, yakni muntah-muntah dan diare.

"Lalu pada Senin (14/4/2025) pagi, Tante saya membelikan bubur dan paman mau makan, tapi baru makan separuh terus muntah lagi." 

"Terus pukul 14.30 WIB dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance. Kondisinya sudah lemas dan kayak tidak sadar," ujarnya.  

Dia mengatakan pamannya meninggal pada Senin (14/4/2025) sekitar pukul 21.00 WIB di RSUP dr Soeradji Tirtonegoro. 

Menurutnya, sang paman tidak memiliki riwayat sakit apapun. 

"Alhamdulillah Pakde (paman) saya orangnya aktif dan sehat. Kalau setiap pagi habis Subuh, suka jalan-jalan. Kalau di tempat tetangga ada kegiatan, suka datang bantu-bantu, orangnya memang ringan tangan," tandasnya. (drm)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved