Pemkot Yogya Alihkan Rp11 Miliar Anggaran Perjalanan Dinas untuk Program Padat Karya

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, padat karya menjadi usulannya di tengah efisiensi anggaran yang digaungkan pemerintah pusat.

|
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
PADAT KARYA: Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo, meninjau proyek padat karya yang digarap warga masyarakat, di Kampung Sidikan, Umbulharjo, Senin (14/4/25). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta bakal mengalihkan sejumlah anggaran perjalanan dinas untuk mendukung program padat karya.

Langkah tersebut ditempuh untuk menggerakkan perekonomian, sekaligus memberikan manfaat langsung kepada warga masyarakat.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, padat karya menjadi usulannya di tengah efisiensi anggaran yang digaungkan pemerintah pusat.

Termasuk efisiensi perjalanan dinas DPRD Kota Yogyakarta yang semula sebesar Rp22 miliar, akan dipangkas hingga menyentuh 50 persen.

"Kita potong menjadi Rp11 miliar ya. Saya rencanakan, yang 11 miliar itu bisa kita geser untuk kegiatan padat karya di (APBD) perubahan," katanya, Senin (14/4/25).

Menurutnya, para anggota legislatif pun berbesar hati menerima anggaran perjalanan dinasnya terdampak efisiensi dan dialihkan untuk padat karya.

Bukan tanpa alasan, dengan padat karya, uang yang digelontorkan pemerintah bisa dirasakan langsung kemanfaatannya untuk warga Kota Yogya.

"Kalau untuk perjalanan dinas kan larinya ke wilayah lain, untuk hotel, untuk transport. Tapi, tidak untuk rakyat. Makanya kami spirit-nya seperti itu. Jadi, kita sama-sama," tandasnya.

Adapun program padat karya pertama yang digulirkannya berlangsung di Kampung Sidikan, Kelurahan Pandeyan, Kemantren Umbulharjo, Senin (14/4/25).

Di lokasi tersebut, Pemkot Yogya menggelontorkan Rp301.446.200, untuk pembangunan talud jalan permukiman sepanjang 111 meter dan tinggi 1,30 meter. Selaras tema padat karya, proyek dikerjakan sendiri oleh warga setempat.

"Ternyata di kota juga banyak pekerjaan yang bisa dipadat karyakan. Karena kalau kita melihat sekarang ini katakanlah ada efisiensi gitu, kemudian juga daya beli ada penurunan juga," jelasnya.

"Maka, salah satu cara untuk mengatasi daya beli yang turun dengan cara seperti ini, dengan cara membagi rezeki kepada banyak orang. Salah satu caranya dengan padat karya," urai Hasto.

Ke depan, Hasto memastikan, program padat karya bakal semakin digencarkan, dengan pertimbagan kebutuhan masyarakat di lingkungannya.

Misalnya, untuk merealisasikan Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP), atau pengentasan kawasan kumuh yang masih dijumpai di Kota Yogyakarta.

"Saya memang konsen, saya keliling ke mana-mana di warga ini, selalu yang dikeluhkan itu, mbok nyuwun RTHP. Makanya, kalau saya lihat kayak gini, kan saya gemes," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved