Dosen Muda Berprestasi Dunia dari UGM Dapat Dukungan Riset Paragon untuk Kembangkan Inovasi
Namanya baru saja masuk dalam daftar World’s Top 2 Percent Scientist 2024, yakni daftar ilmuwan paling berpengaruh
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Suasana laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tampak sibuk pada Sabtu (11/10/2025) siang.
Sejumlah mahasiswa bersama dosen mereka, Eka Noviana, tengah meneliti sampel makanan menggunakan paper-based analytical devices. Ini adalah alat uji berbasis kertas untuk mendeteksi kandungan berbahaya.
Bagi Eka, hari itu terasa istimewa. Ia baru saja menerima kunjungan dari Paragon Technology and Innovation melalui program “Blusukan: Mengunjungi Dosen Inspiratif”, hasil kolaborasi dengan Kemendikbudristek.
Dalam kunjungan tersebut, Paragon memberikan apresiasi berupa sarana riset dan pembelajaran bagi Eka, yang dinilai telah berkontribusi besar di bidang penelitian.
“Jadi dari Paragon memang ada inisiatif untuk jemput dosen inspiratif yang nantinya bisa berbagi inspirasi terkait STEM dan sosial humaniora,” ujar Fathiya Khairiya dari CSR Paragon.
Ia menambahkan, kisah perjuangan dosen seperti Eka dalam mendidik dan meneliti diangkat agar menjadi inspirasi, tidak hanya bagi lingkungan kampus, tetapi juga masyarakat luas.
Eka sendiri tampak bahagia dan bersyukur atas dukungan tersebut. Ia mengaku terharu bisa menjadi bagian dari program itu.

“Jujur saya sangat tersanjung, sangat bersyukur sekali dan agak kaget juga, karena sebagai peneliti saya masih pemula,” ujarnya.
Bantuan ini terasa istimewa karena datang setelah sederet pencapaian yang diraih Eka.
Namanya baru saja masuk dalam daftar World’s Top 2 Percent Scientist 2024, yakni daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia versi Stanford University dan Elsevier.
Eka Noviana lahir pada 1991 dan menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi UGM.
Setelah itu, ia mendapatkan beasiswa melanjutkan studi S2 di University of Arizona, Amerika Serikat, dan S3 di Colorado State University.
Sebagian besar publikasinya berfokus pada pengembangan alat uji berbasis kertas untuk pengujian cepat, murah, dan mudah digunakan.
Menurut Eka, riset tersebut diharapkan dapat menghadirkan solusi deteksi cepat di lapangan, terutama bagi wilayah-wilayah terpencil yang sulit mengakses laboratorium modern.
“Kita coba mengembangkan metode yang bisa digunakan langsung di lapangan. Harapannya ramah bagi pengguna yang tidak punya latar belakang lab. Gimana caranya membuat alat deteksi itu lebih aksesibel dari segi biaya maupun fasilitas,” terangnya.
Program “Blusukan: Mengunjungi Dosen Inspiratif” sendiri akan berlangsung hingga Desember 2025 dan menargetkan 13 dosen dari berbagai daerah di Indonesia.
“Jadi seperti bola salju, dari satu dosen bisa memberi inspirasi, lalu menyebar ke ratusan bahkan ribuan orang,” pungkas Fathiya. (*)
Mantan Kepala BKAD Haris Sutarta Resmi Jabat Ketua Umum KONI Sleman |
![]() |
---|
Perkuat Keamanan Pangan MBG, SPPG di Jogja Ini Gandeng Ahli dari UGM |
![]() |
---|
Akhir Pekan Ini, New Honda ADV160 Resmi Diluncurkan di Pakuwon Mall Jogja |
![]() |
---|
Perekaman e-KTP di Gunungkidul Tembus 98,46 Persen, Disdukcapil Sisir Warga yang Belum Terdata |
![]() |
---|
Pakar UGM Beri Tips dan Cara Beri Pertolongan Pertama Bila Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.