Keracunan Massal di Klaten
Kasus Dugaan Keracunan Makanan Acara Tasyakuran di Klaten, Dinkes Ambil Sampel Makanan
Keracunan massal itu terjadi setelah warga menghadiri pagelaran wayang kulit dalam rangka tasyakuran salah satu warga Desa Karangturi
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Laporan Reporter Tribunjogja.com Dewi Rukmini
Tribunjogja.com Klaten --- Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Klaten mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Kabupaten Klaten, Hanung Sasmito Wibawa, mengatakan sampel makanan yang sudah diambil antara lain sambal krecek, daging rendang, dan beberapa lauk pauk lain.
Sampel makanan tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium di Semarang pada Selasa (15/4/2025) besok. Dikatakan hasil dari proses laboratorium sampel makanan itu bisa didapatkan sekitar 5 harian.
"Sampel yang diambil tadi ada daging, sambel krecek, dan lauk-pauk lainnya juga. Tapi yang paling dicurigai kuat (penyebab keracunan massal) adalah daging dan sambel kreceknya," ujar Hanung kepada awak media di Desa Karangturi, Senin (14/4/2025).
Keracunan massal itu terjadi setelah warga menghadiri pagelaran wayang kulit dalam rangka tasyakuran salah satu warga Desa Karangturi pada Sabtu (12/4/2025) malam.
Diduga satu hari setelah menyantap hidangan di gelaran wayang tersebut, warga mulai merasakan gejala keracunan makanan, semisal muntah, mual, diare, lemas, hingga demam.
Gejala tersebut mulai dirasakan sejumlah warga pada Minggu (13/4/2025). Jumlah warga yang merasakan gejala keracunan makanan pun semakin meningkat pada Senin (14/4/2025).
Hanung mengatakan pagelaran wayang kulit tersebut dihadiri sekitar 200-an warga. Dari jumlah tersebut ada sebanyak 64 orang yang mengalami gejala mual, muntah, lemas, diare, dan demam.
"Dari 64 orang itu kurang lebih ada 24-an warga yang dirawat inap, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit Bagas Waras. Sisanya masih melakukan rawat jalan. Tetapi kami masih melakukan proses observasi di UGD Puskesmas Gantiwarno. Mudah-mudahan tidak semakin meluas," ucapnya.
Hanung mengungkapkan warga yang mengalami dugaan keracunan makanan mulai dari anak-anak, dewasa, hingga lansia (lanjut usia). Pihaknya mengaku belum menklasifikasikan secara detail terkait usia para korban. Sebab, saat ini proses pendataan masih terus berjalan.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan memeriksa warga Desa Karangturi yang bergejala. Warga yang mengalami gejala ringan pun sudah diberikan obat-obatan termasuk oralit untuk meredakan gejala.
Sementara, warga yang mengalami gejala lebih berat diarahkan untuk mendapatkan penanganan intensif dengan rawat inap di Puskesmas Gantiwarno atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bagas Waras.
"Sementara kami pantau dari Pos Kesehatan Desa (PKD). Tapi kalau seandainya meluas, maka terpaksa mau tidak mau ada posko kesehatan di sini. Namun, karena di sini dekat dengan PKD, jadi dipantau lewat PKD dulu," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 64 warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diduga mengalami keracunan makanan pada Senin (14/4/2025).
Alasan Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Keracunan Massal di Klaten |
![]() |
---|
Status KLB Keracunan Massal di Karangturi Klaten Dicabut |
![]() |
---|
Hasil Uji Sampel Air Sumur Lokasi Keracunan Massal di Desa Karangturi Klaten |
![]() |
---|
Korban Keracunan Massal di KLaten Tembus 160 Orang Termasuk Sinden dan Penabuh Gamelan Wayangan |
![]() |
---|
Cerita Warga Klaten Awal Mula Tahu Keracunan Setelah Semalam Makan Nasi Kardus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.