Ekonomi Tak Pasti
Pekerja di Jogja Kencangkan Ikat Pinggang, Pilih Kurangi Jajan demi Penghematan
Pria 34 tahun itu memandang, segala kemungkinan, termasuk potensi krisis, bisa terjadi sewaktu-waktu di tengah situasai sarat ketidakpastian.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Berbagai strategi penghematan ditempuh para pekerja di Yogyakarta di tengah kondisi ekonomi yang semakin tak menentu saat ini.
Sebisa mungkin pengeluaran untuk kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersier diminimalisir, supaya neraca keuangan senantiasa terjaga.
Ribowo, warga Kota Yogyakarta, mengatakan, sejak satu bulan terakhir dirinya mulai membiasakan diri membawa bekal makan siang dari rumah.
Langkah itu ditempuh, agar beban pengeluaran untuk jajan bisa dialokasikan ke tabungan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang lebih penting.
"Buat makan siang sehari bisa Rp15 ribu sampai Rp20 ribu. Kalau dikalikan sebulan, itu jumlahnya lumayan banget loh," katanya, Kamis (10/4/25).
Toh, ia mengaku tidak kesulitan mempersiapkan bekal untuk dibawanya bekerja sehari-hari, dengan dibantu istri yang memberikan dukungan penuh.
Pria 34 tahun itu memandang, segala kemungkinan, termasuk potensi krisis, bisa terjadi sewaktu-waktu di tengah situasai sarat ketidakpastian.
"Terus terang khawatir, kalau baca-baca itu rasanya ngeri, melihat dinamika di global dan nasional. Jadi, mending mulai jaga-jaga lah," ujarnya.
Ditambah lagi, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang belakangan semakin marak, membuatnya semakin yakin dengan jalan penghematan.
Ribowo menyebut, meski mata pencahariannya tidak terdampak, situasi sekarang bukan saat yang tepat untuk getol membelanjakan uang.
"Memang, masih ada penghasilan tetap, tapi saya ngga berani jemawa. Istilahnya laku prihatin, sambil berdoa yang terbaik," cetusnya. (aka)
Ekonom UGM Beberkan Alasan Kondisi Ekonomi Nasional Melambat: Masalah Kompleks yang Belum Selesai |
![]() |
---|
Respons DPRD Bantul Tanggapi Kondisi Kunjungan Wisata dan Turunnya Daya Beli Masyarakat |
![]() |
---|
Keresahan dan Strategi Pengusaha Muda Jogja Hadapi Ekonomi Tak Pasti |
![]() |
---|
Daya Beli Masyarakat Menurun, Pedagang Angkringan di Jogja Keluhkan Omzet Anjlok 50 Persen |
![]() |
---|
Pengusaha di DIY Rasakan Penurunan Daya Beli Masyarakat Sejak Pertengahan 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.