Gempa Myanmar

UPDATE Gempa Myanmar: 3.354 Tewas, 4.850 Luka-luka, 220 Orang Masih dalam Pencarian

Korban jiwa gempa Myanmar mencapai 3.354 orang. Sebanyak 4.850 orang luka-luka, 220 orang masih hilang.

PEXELS/Wilson Malone
UPDATE Gempa Myanmar: 3.354 Tewas, 4.850 Luka-luka, 220 Orang Masih dalam Pencarian. Keterangan Foto : Ilustrasi kerusakan jalan dampak gempa bumi. 

TRIBUNJOGJA.COM, MYANMAR - Korban jiwa Gempa Myanmar terus bertambah.

Diwartakan Reuters, Sabtu (5/4/2025), korban jiwa akibat dampak Gempa Myanmar mencapai 3.354 orang.

Media Pemerintah Myanmar menyebutkan, 4.850 orang korban mengalami luka-luka dan 220 orang korban hilang, masih dalam pencarian.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan dukungan internasional untuk Myanmar.

“Kehancurannya mengejutkan. Nyawa melayang. Rumah hancur. Mata pencaharian hancur. Namun, ketahanannya luar biasa. Dunia harus mendukung rakyat Myanmar,” tulis Kepala Bantuan PBB Tom Fletcher melalui media sosial X (dulu Twitter) setelah mengunjungi Kota Mandalay, yang berada di dekat episentrum Gempa Myanmar.

Sementara itu, tiga orang pekerja Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau United States Agency for International Development (USAID) yang ditugaskan ke Myanmar diberitahu bahwa mereka akan diberhentikan.

“Tim ini (USAID) bekerja sangat keras, berfokus untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan. Mendapatkan berita tentang pemutusan hubungan kerja yang akan segera terjadi - bagaimana mungkin itu tidak membuat putus asa?" kata Marcia Wong, mantan pejabat senior USAID, kepada Reuters.

Menurut keterangan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, junta militer Myanmar membatasi pasokan bantuan ke daerah-daerah yang terdampak gempa, yang juga merupakan tempat masyarakat yang tidak mendukung pemerintahan junta militer.

Kantor PBB juga mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki 53 serangan yang dilaporkan oleh junta militer terhadap oposisi, termasuk serangan udara, yang 16 di antaranya terjadi setelah gencatan senjata diumumkan pada Rabu.

Sebagai informasi, negara-negara tetangga Myanmar, seperti Tiongkok, India, dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia telah mengirimkan bantuan dan tim penyelamat.

Info Gempa Myanmar pada Jumat 28 Maret 2025

GEMPA BUMI DI MYANMAR - Info grafis gempa bumi di Myanmar, Jumat (28/3/2025) siang pukul 12:50 waktu setempat. Foto diambil dari tangkapan layar CNN, sumber dari United States Geological Survey.
GEMPA BUMI DI MYANMAR - Info grafis gempa bumi di Myanmar, Jumat (28/3/2025) siang pukul 12:50 waktu setempat. Foto diambil dari tangkapan layar CNN, sumber dari United States Geological Survey. (Istimewa)

Gempa bumi berkekuatan 7,7 Magnitudo (M) melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025) siang sekira pukul 12:50 waktu setempat.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat atau United States Geological Survey (USGS), gempa Myanmar berpusat di darat, 16 kilometer (km) di Barat Laut Kora Sagaing, dengan kedalaman 10 km.

Getaran kuat gempa Myanmar bahkan sampai ke China dan Thailand.

Gempa bumi terjadi di dekat Mandalay, yang berpenduduk sekitar 1,5 juta orang.

Sekira 12 menit setelah gempa pertama berkekuatan 7,7M, terjadi gempa susulan dengan kekuatan 6,4M.

Gempa kedua berpusat sekitar 18 km di Selatan Kota Sagaing.

Kondisi politik Myanmar

Pada 1 Februari 2021 terjadi kudeta militer di Myanmar.

Militer menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, dan menyatakan keadaan darurat, menyerahkan kekuasaan kepada panglima tertinggi militer, Min Aung Hlaing. 

Beralasan kecurangan pemilu, Militer mengambil alih kekuasaan setelah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi menang telak dalam Pemilu 2020. 

Kudeta Myanmar memicu krisis politik, kekerasan, dan konflik di Myanmar. 

Masyarakat sipil, kelompok etnis minoritas, dan milisi yang bersekutu dengan pemerintah bayangan melakukan perlawanan terhadap junta militer.

Sebagai informasi, junta adalah komite atau dewan administratif, terutama yang memerintah suatu negara setelah kudeta dan sebelum pemerintahan yang sah didirikan.

Banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, menjatuhkan sanksi terhadap Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta. 

Sampai saat ini, Myanmar masih dalam keadaan yang sangat tidak stabil, dengan pertempuran terus berlanjut di berbagai wilayah dan jutaan warga mengungsi. 

Meskipun terjadi kudeta, perjuangan untuk demokrasi di Myanmar terus berlanjut, dengan berbagai kelompok yang menentang junta militer. 

Junta militer telah melakukan tindakan keras terhadap kebebasan media di negara itu, sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan kekuasaan. 

Tak hanya itu, junta militer Myanmar juga menyatakan akan mewajibkan wajib militer untuk semua laki-laki dan perempuan di atas usia tertentu. 

Kekuasaan junta militer menyebabkan peningkatan kemiskinan di Myanmar.

(Tribunjogja.com/Reuters/The Guardian)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved