Gempa Myanmar
Kondisi Horor Myanmar Pascagempa, Korban Terjebak di Reruntuhan Berteriak Minta Tolong
Begini kondisi ngeri di Myanmar pascagempa. Masih banyak korban terjebak di reruntuhan bangunan, berteriak minta tolong.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Alifia Nuralita Rezqiana
TRIBUNJOGJA.COM, MYANMAR - Evakuasi korban gempa bumi Myanmar masih terus dilakukan.
Dampak gempa bumi berkekuatan 7,7 Magnitudo (M) yang mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025) siang sangat parah.
Gempa tersebut disebut-sebut sebagai gempa bumi paling besar dalam satu abad terakhir di Myanmar.
Pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer (km). Episentrum berada di 16 kilometer (km) arah barat laut Kora Sagaing, Myanmar.
Diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, Amnesty Internasional Inggris mendesak agar junta militer Myanmar menerima bantuan internasional untuk mengatasi dampak gempa.
“Bahwa tampaknya ada lebih banyak gambar dan informasi yang keluar dari Thailand daripada episentrum (pusat gempa) di Myanmar, merupakan pengingat yang mengejutkan tentang penindasan kebebasan pers oleh militer sejak kudeta 2021,” kata Peneliti Amnesty Internasional di Myanmar, Joe Freeman, dikutip Tribunjogja.com dari The Guardian.
Sebagai informasi, korban jiwa sementara akibat gempa Myanmar tercatat 1.002 orang, dan sebanyak 2.376 orang mengalami luka-luka.
Menurut Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat atau United States Geological Survey (USGS), jumlah korban jiwa gempa Myanmar bisa mencapai 10.000 orang.
Suasana horor di Myanmar pascagempa
Mengutip berita video BBC, Sabtu (29/3/2025), begitu banyak warga Myanmar yang mengalami luka-luka.
Seorang pria yang membantu evakuasi korban di Myanmar mengatakan kepada BBC bahwa hingga kini masih banyak korban tertimbun reruntuhan bangunan. Mereka berteriak minta tolong.
Ia sempat mengirimkan foto-foto kondisi horor di dekat Kota Manderlay, tempatnya berada.
Di sana, di satu desa kecil, ia melihat lebih dari seratus mayat.
Pihak berwenang bahkan telah mengimbau masyarakat untuk menyumbangkan darah bagi korban gempa.
Salah seorang ibu, korban gempa Myanmar bercerita kepada BBC tentang suasana gempa pada Jumat (28/3/2025).
"Saat saya sedang mengerjakan pekerjaan rumah, saya merasakan guncangan yang sangat kuat. Saya takut gedung akan runtuh, dan saat saya keluar, saya tertimpa lemari yang jatuh,” kata ibu tersebut. Terlihat ada perban di kepalanya, dan noda darah di bahu kanan bajunya.
Juru bicara militer Myanmar mengatakan pihaknya membutuhkan bantuan kemausiaan segera.
"Kami ingin Komunitas Internasional memberikan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin," kata juru bicara tersebut, dikutip Tribunjogja.com dari video berita BBC.
Penduduk berteriak menyaksikan pagoda di Kota Mandalay runtuh.
Infrastruktur dasar telah hancur dan banyak akses ke daerah terputus akibat jalanan yang rusak.
Listrik dan akses internet padam.
Fokus perhatian internasional kini tertuju pada Myanmar, terlepas dari masalah politik di negara tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap bantuan yang sekarang dimobilisasi akan diizinkan untuk menjangkau semua korban terdampak gempa Myanmar.
(Tribunjogja.com/BBC)
UPDATE Gempa Myanmar: 3.354 Tewas, 4.850 Luka-luka, 220 Orang Masih dalam Pencarian |
![]() |
---|
UPDATE Gempa Myanmar: Lebih dari 1.002 Orang Tewas, USGS Prediksi Jumlah Korban Bisa Tembus 10.000 |
![]() |
---|
Amnesty Internasional Inggris Desak Militer Myanmar Beri Akses Bantuan Kemanusiaan bagi Korban Gempa |
![]() |
---|
UPDATE Gempa Myanmar, Korban Jiwa Sementara 20 Orang, Total Korban Diperkirakan Ratusan |
![]() |
---|
Gempa Bumi 7,7M di Myanmar, Pusat Gempa di Darat Kedalaman 10 km, Thailand Terdampak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.