Aksi Tolak RUU TNI di Yogyakarta Diwarnai Kericuhan, Sri Sultan HB X Mengaku Prihatin

Terkait aksi perusakan fasilitas umum selama demonstrasi, Sultan menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
TANGGAPAN SULTAN: Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (21/3/2025). 

Sekitar pukul 15.43 WIB, massa aksi terlihat membawa sampah plastik dan makanan dari luar DPRD DIY lalu melemparkannya ke teras gedung.

Massa juga mencoret dinding gedung dengan berbagai tulisan, di antaranya “Tolak UU TNI”, “Adili Prabowo”, dan “Dewan Paling Ra Cetho”. Gambar tikus juga tampak dibuat menggunakan cat semprot sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah dan DPR RI.

Selain itu, demonstran membakar sampah dan melempar mercon di area teras Malioboro serta membuat api unggun di halaman DPRD DIY.

Seorang orator kemudian mengajak massa untuk bermalam di lokasi aksi, ajakan yang kemudian disambut oleh demonstran lainnya.

Demonstran yang tergabung dalam Aliansi Jogja Memanggil menuntut agar UU TNI yang baru disahkan segera dibatalkan.

Mereka menganggap UU tersebut bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan mengkhawatirkan kembalinya sistem pemerintahan otoriter.

Sebelum situasi memanas, seorang anggota dewan sempat menemui massa untuk berdialog. Namun, di tengah dialog, sebagian demonstran melakukan pembakaran safety cone yang kemudian segera dipadamkan oleh petugas keamanan DPRD DIY.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian protes terhadap pengesahan RUU TNI yang dilakukan di berbagai daerah.

Demonstran menegaskan bahwa mereka akan terus melakukan aksi hingga UU tersebut dicabut atau direvisi sesuai aspirasi rakyat.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved