Aksi Tolak RUU TNI di Yogyakarta Diwarnai Kericuhan, Sri Sultan HB X Mengaku Prihatin

Terkait aksi perusakan fasilitas umum selama demonstrasi, Sultan menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
TANGGAPAN SULTAN: Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (21/3/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, angkat bicara terkait aksi demonstrasi menolak pengesahan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) yang berujung pada vandalisme dan perusakan fasilitas umum di kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY.

Sultan HB X menegaskan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan aspirasi yang disampaikan oleh para demonstran.

Namun, ia mempertanyakan relevansi tuntutan yang diajukan dengan isu dwifungsi TNI yang dipermasalahkan dalam UU tersebut.

“Ya enggak apa-apa kalau itu aspirasi, enggak ada masalah, silakan saja. Tapi punya relevansi dengan tuntutan dwifungsi (TNI) atau tidak, saya enggak tahu. Saya kan enggak, ngerti persoalan bunyi draft undang-undangnya sampai apa, saya kan enggak ngerti,” ujar Sultan, Jumat (21/3/2025).

Terkait aksi perusakan fasilitas umum yang terjadi selama demonstrasi, Sultan menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat.

Ia menyayangkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh sebagian massa aksi dan mengimbau agar demonstrasi tetap dilakukan secara damai tanpa merusak fasilitas publik.

“Ya, mestinya tidak emosi seperti itu. Saya kira kalau itu yang terjadi, ya memprihatinkan. Demokrasi di Jogja bisa dimungkinkan untuk tumbuh dan berkembang, tapi jangan merusak fasilitas umum. Itu tidak bagus. Yang dirugikan mahasiswa sendiri karena akan berdampak pada pendidikan masyarakat. Perkara menyampaikan aspirasi, silakan, tapi jangan merusak,” tegasnya.

Situasi pascaaksi demonstrasi

Diberitakan sebelumnya, suasana di Gedung DPRD DIY mulai berangsur normal setelah aksi demonstrasi besar-besaran menolak UU TNI yang berlangsung pada Kamis (20/3/2025).

Pada Jumat pagi, petugas kebersihan terlihat membersihkan sisa coretan di sekitar Patung Jenderal Soedirman dan menutup bagian teras gedung dengan kain putih.

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa coretan-coretan serta poster-poster yang ditempel di teras DPRD DIY dan area sekitar Patung Soedirman masih belum sepenuhnya hilang.

Sejumlah petugas kebersihan bekerja membersihkan bekas aksi yang berlangsung hingga dini hari.

Demonstrasi yang digelar oleh Aliansi Jogja Memanggil ini berawal dari aksi damai yang kemudian berujung bentrokan dengan aparat keamanan pada Jumat dini hari.

Dalam aksinya, massa mengibarkan bendera setengah tiang sembari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai bentuk simbolis perlawanan.

Mereka juga melakukan aksi teatrikal, termasuk menggulingkan simbolis Presiden Prabowo dan TNI serta membakar safety cone di depan gedung DPRD DIY.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved