Respon Peringatan Potensi Tsunami di DIY, BPBD Gunungkidul Siapkan Langkah Mitigasi 

BPBD Gunungkidul memastikan alat Early Warning System (EWS) tsunami yang merupakan sistem peringatan dini berfungsi dengan baik.

Pixabay
ILUSTRASI - Tsunami laut 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menyiapkan langkah preventif menindaklanjuti adanya potensi tsunami di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Prediksi terkait potensi tsunami itu disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dimana lokasi 
kerawanan tsunami berpotensi terjadi di Jalan Underpass Lintas Selatan Kulonprogo, saat libur Lebaran 2025 mendatang.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengatakan meskipun lokasi  zona merah bukan di Kabupaten Gunungkidul, namun langkah preventif harus disiapkan mengingat wilayah ini memiliki banyak pantai.

"Adanya potensi tsunami yang disampaikan BMKG  menjadi warning bagi kami", ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (21/3/2025).

Pihaknya pun melakukan upaya  preventif yakni berkoordinasi dengan SAR Linmas Pantai Selatan, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di setiap kapanewon, serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di kawasan pantai di Gunungkidul.

"Upaya membangun koordinasi terkait adanya potensi tsunami sudah kami lakukan dengan melibatkan unsur terkait. Sebenarnya komunikasi untuk langkah preventif dan mitigasi bencana sudah dulu dilakukan sebelum adanya informasi potensi tsunami tersebut. Sehingga, ketiga unsur ini sudah dibekali akan hal itu," terang dia.

Selain menyiapkan sumber daya manusia, pihaknya juga memastikan alat Early Warning System (EWS) tsunami yang merupakan sistem peringatan dini berfungsi dengan baik.

Saat ini, terdapat empat EWS tsunami yang tersebar di Pantai Sepanjang, Drini, Krakal, dan Pulangsawal.

"Untuk EWS sudah kami lakukan pengecekan dan masih berfungsi dengan baik," paparnya.

Meskipun begitu, dia menuturkan, jumlah EWS tsunami yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul masih jauh dari kata ideal.

Pasalnya, wilayah ini memiliki lebih dari 10 pantai  yang ramai pengunjung.

"Harusnya jumlah EWS itu, ada disetiap pantai yang ramai pengunjung. Namun, karena anggaran terbatas tadi sampai sekarang belum bisa dipenuhi," ungkapnya.

Baca juga: Normalisasi PascaLongsor, Tanjakan Clongop Gunungkidul Bakal Dibangun dengan  Terasering

Meskipun adanya potensi tsunami di wilayah DIY, Purwono mengimbau masyarakat tak perlu panik, sebab sejauh ini gelombang laut masih aman dan terkendali.

Sehingga, aktivitas di sekitar pantai di Gunungkidul masih  diperbolehkan.

"Adanya potensi itu jadikan sebagai warning, jadi tidak perlu panik berlebihan. Tetap kami mengimbau kepada masyarakat untuk terus mengupdate perkembangan situasi dan kondisi cuaca di laman BMKG," jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Satlinmas rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono, menuturkan  sudah mengetahui soal potensi tsunami di wilayah Kulon Progo tersebut. 

Pihaknya pun sudah menyiapkan langkah mitigasi bencana mulai dari meningkatkan koordinasi, melakukan simulasi bencana, menyiapkan jalur evakuasi maupun papan peringatan dini.

"Penyiapan mitigasi bencana tsunami sudah kami lakukan dari jauh hari. Mudah-mudahan potensi tsunami ini tidak sampai terjadi," terangnya.

Sementara itu, saat ditanya kondisi gelombang laut saat ini, Marjono menyebut gelombang laut diprediksi mengalami kenaikan hingga 3,5 meter dalam beberapa hari ke depan dikarenakan adanya siklon 91S di perairan laut di kawasan pantai selatan DIY. 

"Namun, memang gelombang dapat berubah-ubah, seperti hari ini gelombang laut terpantau aman dan terkendali. Namun, beberapa hari kemarin sempat mengalami kenaikan hingga ketinggian gelombang mencapai 4 meter," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved