Kata Wali Kota Yogyakarta soal Upah Layak Penggerobak Sampah
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, lewat kebijakan tersebut, masyarakat tidak boleh lagi membuang sampah secara mandiri ke depo
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Melalui upaya pemberdayaan, Pemkot Yogya menegaskan penggerobak sampah bakal mendapat upah layak dari profesi yang ditekuninya.
Sebagai informasi, pemberdayaan penggerobak ditempuh sebagai bagian dari pelaksanaan program penanganan sampah berbasis kewilayahan yang digagas ekesekutif.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, lewat kebijakan tersebut, masyarakat tidak boleh lagi membuang sampah secara mandiri ke depo, tapi harus melalui penggerobak.
Namun, untuk mendapat layanan itu, warga pun harus terdaftar menjadi pelanggan penggerobak, atau yang akrap pula dengan sebutan transporter.
"Ya sekarang sudah kita sosialisasikan terus, supaya jangan membuang sampah di depo, warga jangan membuang sampah di depo, harus pakai pengerobak," katanya, Selasa (18/3/25).
Sehingga, terkait besaran upah untuk penggerobak, Hasto pun memasrahkannya pada pemangku wilayah di tingkat RT dan RW, bersama penduduknya.
Harapannya, dari iuran langganan transporter yang dipungut dari masing-masing rumah tangga, dapat terkumpul jumlah yang layak untuk kehidupan transporter di wilayahnya.
"Warga harus bayar sendiri. Saya tidak menentukan, ya silahkan RW sama warga saja. Jadi, ini bukan suka rela, tapi pantas lah. Memang, itu tetap di-under-supervised by lurah lah," tegasnya.
"Misalnya, satu RW iurannya dapat Rp4 juta, terus penggerobaknya digaji, misalkan ini, cuma contoh saja, Rp2,5 juta atau Rp3 juta. Nah, sisanya itu untuk dispensasi warga ngga mampu, biar tetap diambil sampahnya," tambah Hasto.
Ia mengatakan, dengan skema semacam itu, RW pun tidak kesulitan lagi mencari penggerobak, di mana antusiasmenya melonjak dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir.
Menurutnya, dari total 616 RW di penjuru Kota Yogya, sudah terekrut 1.017 penggerobak yang siap ditugaskan jemput bola sampah dari rumah tangga menuju depo.
"Dari 600, tumbuh 700, lalu 800 dan per hari ini 1.017. Artinya, dulu orang disuruh jadi penggerobak itu malas, RW-nya susah nyari pengerobak. Tapi, sekarang kenyataannya dari 616 RW sudah 1.017 yang sanggup menjadi penggerobak," ucapnya. (aka)
Kru Drama Korea yang Dibintangi Suzy dan Kim Seon Ho Dikritik Usai Buang Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Terjunkan 812 Atlet, Wali Kota Yogya Targetkan Juara Umum di Porda XVII DIY |
![]() |
---|
Baru Ada 300 Bank Sampah, Gunungkidul Butuh 1.430 Unit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.