Rangkuman Pengetahuan Umum
Rangkuman Materi Pendidikan Pancasila Kelas 12 Bab 2 Bagian B dan C
Hari ini kita akan belajar tentang kelemahan dan tantangan bangsan dan negara Indonesia serta bagaimana pancasila sebagai pemandu.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
2. Tantangan Indonesia
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam kehidupan global.
a. Masuknya Ideologi Asing
Teknologi informasi memudahkan masuknya ideologi asing (konsumerisme, radikalisme, terorisme).
Ideologi asing dapat memengaruhi pola pikir eksklusif, intoleransi, dan perilaku destruktif.
Pancasila harus dipertahankan untuk meminimalkan dampak negatif ideologi asing.
b. Ancaman Kedaulatan Data Pribadi
Kemajuan teknologi informasi mengancam kedaulatan data pribadi di media sosial.
Data pribadi dieksploitasi untuk kepentingan tertentu.
Negara wajib meningkatkan keamanan siber.
Warga negara perlu meningkatkan literasi digital.
c. Penyeragaman Budaya
Globalisasi membawa dampak penyeragaman budaya.
Budaya asing (Hollywood, K-pop) digandrungi generasi muda, sementara kebanggaan budaya sendiri menurun.
Penggunaan bahasa asing lebih dibanggakan daripada bahasa Indonesia.
d. Citra Negatif di Dunia Global
Citra Indonesia tidak sepenuhnya positif, dengan pandangan stereotip terbelakang dan miskin.
Indonesia perlu terus memperbaiki diri, berkarya, dan berprestasi.
Tujuannya adalah menciptakan negara yang stabil dengan pertumbuhan ekonomi dan kohesi sosial yang baik.
3. Tantangan di Era Global
Globalisasi adalah terbentuknya komunikasi dan organisasi antar masyarakat di seluruh dunia dengan tujuan mengikuti kaidah baru yang sama (Selo Soemardjan).
Terkikisnya nilai dan norma agama, sosial, dan budaya masyarakat.
Negara kurang dirasakan sebagai aktor penting karena munculnya aktor non-negara (perusahaan, LSM, komunitas).
Peluang Globalisasi bagi Indonesia:
- Menguatkan peran dan pengaruh di dunia.
- Peluang studi di luar negeri.
- Peluang merasakan kemajuan negara lain.
- Peluang mengembangkan usaha dan ekonomi.
Globalisasi harus dikelola agar membawa berkah bagi Indonesia.
Caranya: menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam pergaulan global dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman merespons tantangan.
a. Menguatnya Individualisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), individualisme memiliki empat makna:
Paham yang menganggap manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan.
Paham yang menghendaki kebebasan berbuat dan menganut kepercayaan bagi setiap orang.
Paham yang mementingkan hak perseorangan dengan mengesampingkan kepentingan masyarakat atau negara.
Paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain.
Individualisme sering kali menjadi agenda terselubung dalam isu Hak Asasi Manusia (HAM).
Nilai-nilai HAM dari negara-negara Barat berasal dari pemikiran yang menempatkan manusia sebagai individu yang bebas (individualisme).
Pemikiran ini belum tentu cocok diterapkan di Indonesia karena budaya Indonesia lebih mengutamakan kepentingan bersama (gotong royong).
Kepentingan umum sering terganggu oleh tindakan individu yang mengatasnamakan HAM.
Negara terlihat lemah dan tidak berani menindak perbuatan individu yang mengganggu ketertiban umum karena takut dituduh melanggar HAM.
b. Kosmopolitanisme
Berasal dari bahasa Yunani, "kosmopolites" yang berarti warga dunia.
Paham yang menganggap seluruh manusia adalah anggota dari satu komunitas global.
Mendorong tatanan kehidupan manusia yang seragam berdasarkan nilai-nilai universal.
Cenderung mengecilkan nasionalisme, cinta tanah air, serta nilai-nilai lokal dan nasional.
Pelemahan identitas kebangsaan.
Nilai, norma, dan aturan negara dipaksa tunduk pada nilai universal.
Terkikisnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Soekarno menyatakan, "Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme."
c. Fundamentalisme Pasar
Fundamentalisme adalah paham yang memperjuangkan sesuatu secara mendasar tanpa kompromi.
Fundamentalisme pasar menganggap mekanisme pasar (jual beli) sebagai satu-satunya prinsip pengatur kehidupan bermasyarakat.
Mekanisme pasar di anggap bukan hanya prinsip pengatur alokasi pemenuhan barang/jasa kebutuhan, tetapi sebagai satu-satunya prinsip/dasar pengatur seluruh bidang kehidupan dalam tatanan bermasyarakat.
Harry B. Priyono mendefinisikan fundamentalisme pasar sebagai satu gagasan/paham yang menganggap mekanisme pasar (transaksi jual beli) bukan hanya sebagai prinsip pengatur alokasi pemenuhan barang/jasa kebutuhan, tetapi sebagai satu-satunya prinsip/dasar pengatur seluruh bidang kehidupan dalam tatanan bermasyarakat.
Ciri-ciri Fundamentalisme Pasar:
Menekankan kepentingan ekonomi individu di atas kepentingan ekonomi bersama.
Menghendaki peran negara yang minimal dalam pengaturan ekonomi.
Jika negara mengatur, aturan harus memfasilitasi kebebasan individu dalam bertransaksi.
Negara tidak berwenang menentukan harga bahan pokok, semuanya diserahkan pada mekanisme pasar.
d. Radikalisme
Berasal dari bahasa Latin "radix" yang berarti akar.
Secara harfiah, radikalisme adalah paham atau aliran yang ingin mengubah tatanan masyarakat secara mendasar atau mengakar dengan cara kekerasan.
Radikalisme tidak selalu bermakna negatif, contohnya Revolusi 1945 yang mengubah tatanan masyarakat dari penjajahan menuju kemerdekaan.
Sering dikaitkan dengan sikap keberagamaan.
Ciri-ciri radikalisme beragama:
- Mengutamakan ketaatan mutlak pada agama dan menganggap salah keyakinan lain.
- Menerima ajaran agama secara paksa dan eksklusif.
- Memiliki militansi berlebihan sehingga menutup ruang dialog dengan penganut agama lain.
- Menyangkal nilai kemanusiaan dan moralitas di luar agama yang dianut.
- Membenarkan semua tindakan (termasuk kekerasan) demi penafsiran sepihak atas nilai agama.
e. Intoleransi
Intoleransi adalah keadaan di mana seseorang atau kelompok memaksakan keyakinannya kepada orang lain, padahal orang lain juga memiliki hak yang sama.
Intoleransi merupakan kebalikan dari toleransi.
Sikap menolak keberagaman.
Kepentingan politik yang menggunakan agama untuk memicu konflik.
Kemiskinan yang menyebabkan rendahnya pendidikan dan kesadaran.
Kurangnya dialog yang mendukung keberagaman, memicu prasangka dan kebencian.
C. Pancasila sebagai Pemandu
Pancasila adalah ideologi negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila dapat menjadi penuntun untuk menghadapi tantangan.
Nilai-nilai luhur Pancasila memiliki fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan.
Tantangannya adalah bagaimana kita memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Sila pertama Pancasila menuntun untuk menjadi bangsa yang bertuhanan.
Ketakwaan kepada Tuhan bukan hanya ibadah, tetapi juga membentuk pribadi luhur.
Pribadi luhur tercermin dari pengamalan ajaran agama, seperti mengasihi sesama dan bersikap adil.
Semua komponen bangsa, baik aparat negara maupun rakyat, harus memahami dan mengamalkan Pancasila.
Pengamalan Pancasila harus dilakukan oleh semua pihak, dari hakim, polisi, legislatif, pemerintah, hingga rakyat.
Berbagai kelemahan dan ancaman dapat diatasi dengan pengamalan Pancasila.
Dalam konteks individualisme, Pancasila menyeimbangkan kepentingan individu dan bersama.
Dalam menghadapi fundamentalisme pasar, Pancasila mengatur pasar agar tercipta keadilan ekonomi. (MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)
Berapa Lama Lalat Terbang dalam Sehari? Ini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Mengapa Hari Anak Nasional Diperingati Setiap 23 Juli? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
21 Suku Terbesar di Indonesia: Asal Daerah, Ciri Khas, dan Keunikan Budaya Masing-Masing |
![]() |
---|
Penjelasan Lengkap Hewan Berdarah Panas dan Berdarah Dingin: Perbedaan, Ciri, dan Contohnya |
![]() |
---|
Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 2 : Pengertian, Ciri, Tujuan Teks Anekdot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.