RSUP Dr Sardjito Kirim Plasma Darah untuk Terapi Medis Pasien Kritis, Tak Perlu Impor PODP

Plasma tersebut akan dilakukan pengolahan ke pabrik fraksionator plasma, SK Plasma dari Korea Selatan, melalui PT SK Plasma Indonesia.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
PENGIRIMAN PLASMA: RSUP Dr. Sardjito mengirim plasma darah ke PT SK Plasma Indonesia di Karawang, Jawa Barat untuk difraksionasi menjadi PODP, Kamis (13/3/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Kesehatan, melalui Unit Pengelola Darah (UPD) RSUP Dr. Sardjito mengirimkan bahan baku plasma untuk dilakukan fraksionasi.

Fraksionasi merupakan proses pemisahan dan pemurnian komponen spesifik dari plasma darah untuk menghasilkan Produk Obat Derivat Plasma (PODP) yang digunakan dalam berbagai terapi medis.

Plasma tersebut akan dilakukan pengolahan ke pabrik fraksionator plasma, SK Plasma dari Korea Selatan, melalui PT SK Plasma Indonesia.

Pengiriman direncanakan akan dilakukan dalam dua tahap, pada 12 Maret 2025 dan 14 Maret 2025.

Pengiriman bahan baku plasma untuk fraksionasi dilakukan di depan Gedung Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Dr. Sardjito, dengan pelepasan secara simbolis mobil pengangkut plasma berstandar keamanan tinggi. 

Dr. dr. Teguh Triyono M.Kes, Sp.PK, Subsp.KV(K), Subsp.BDKT(K) selaku Kepala UPD RSUP Dr. Sardjito menjelaskan langkah ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah Indonesia mengembangkan pengolahan plasma darah dalam negeri.

Ia menjelaskan, itu bertujuan menghasilkan PODP berkualitas tinggi, seperti albumin, immunoglobulin, dan faktor pembekuan darah. Produk-produk ini sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, terutama bagi pasien dengan kondisi kritis.

“Saat ini, lanjutnya obat-obatan seperti albumin dan immunoglobulin masih harus diimpor, yang menyebabkan harga cukup tinggi. Melalui kerja sama dengan PT SK Plasma Indonesia, sistem toll manufacturing akan menjadi langkah awal menuju kemandirian produksi obat-obatan ini, sehingga nantinya dapat diproduksi di dalam negeri dengan harga lebih terjangkau dan mengurangi ketergantungan pada impor,” beber dia.

Ia mengungkap, langkah ini juga sejalan dengan program transformasi sistem kesehatan Indonesia pada pilar sistem ketahanan kesehatan.

Unit Pengelola Darah RSUP Dr. Sardjito sendiri, menurut Teguh telah mengantongi sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari BPOM RI sejak Mei 2021, dan merupakan Unit Transfusi Darah (UTD) rumah sakit pertama di Indonesia yang menerima sertifikasi tersebut. 

Prestasi ini bahkan telah diakui dengan Rekor MURI. Dengan standardisasi mutu yang tinggi, UPD Sardjito kini siap memasok bahan baku plasma yang memenuhi persyaratan industri fraksionasi plasma.

“Sebelum pengiriman perdana ini, serangkaian uji validasi dilakukan melalui kegiatan Mock-Run, termasuk Packing Qualification atau Validasi Pengemasan, guna memastikan bahwa plasma yang dikirim memenuhi standar keamanan, stabilitas suhu, dan kualitas sesuai standar Good Manufacturing Practice (GMP),” beber dia.

Direktur Operasional RSUP Dr. Sardjito, dr. Riat El Khair M.Sc, Sp.P.K., Subsp.P.I.(K),QHIA, menyampaikan bahwa pengiriman ini merupakan bagian dari upaya rumah sakit dalam mendukung program nasional fraksionasi plasma. 

“RSUP Dr. Sardjito dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, terutama para pendonor darah, yang selama ini dengan setia mendonasikan darahnya untuk pasien maupun kepentingan fraksionasi plasma,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved