Cedera Bahu Tak Harus Operasi: Ini Solusi Medis Masa Kini
Jika tidak ditangani dengan tepat, dampaknya bisa mengganggu aktivitas sehari-hari hingga menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Cedera bahu bisa jadi jauh lebih kompleks dari sekadar nyeri fisik.
Jika tidak ditangani dengan tepat, dampaknya bisa mengganggu aktivitas sehari-hari hingga menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kabar baiknya, kemajuan dalam dunia ortopedi kini memungkinkan penanganan cedera bahu dilakukan dengan lebih presisi, minim tindakan invasif, dan hasil jangka panjang yang optimal.
Hal ini disampaikan oleh dr. Jefri Sukmawan, Sp.OT (K), Subsp. OBS, dokter spesialis ortopedi subspesialis bahu, siku, dan kedokteran olahraga dalam Media Gathering bertajuk ‘Advanced Treatment for Shoulder’ yang digelar RS Premier Bintaro di Swiss-Belhotel Yogyakarta, Kamis (24/7/2025).
Menurut Jefri, tidak semua kasus cedera bahu harus berujung di meja operasi.
“Penegakan diagnosis yang akurat adalah langkah awal paling penting,” jelasnya.
Pemeriksaan imaging, seperti MRI atau USG muskuloskeletal, jadi alat bantu utama dalam menentukan apakah pasien cukup menjalani fisioterapi terstruktur atau membutuhkan tindakan lebih lanjut.
“Banyak pasien membaik hanya dengan terapi konservatif. Tapi untuk kasus yang tidak membaik, artroskopi bisa menjadi pilihan yang efektif,” lanjutnya.
Artroskopi adalah prosedur bedah minimal invasif yang menggunakan sayatan kecil dan kamera untuk memperbaiki kerusakan di dalam sendi, dengan masa pemulihan yang jauh lebih cepat dibanding operasi terbuka.
Sedangkan untuk kasus lebih berat seperti kerusakan sendi parah atau keausan tulang rawan, tindakan arthroplasty (penggantian sendi) kini juga bisa dilakukan dengan pendekatan modern, lebih presisi, dan risiko lebih rendah.
Bagi Jefri, setiap pasien adalah unik. “Tidak ada formula tunggal dalam menangani cedera bahu. Pendekatannya harus disesuaikan dengan kebutuhan, aktivitas, dan harapan pasien,” tegasnya.
Target utama pengobatan bukan hanya bebas nyeri, tapi juga pemulihan fungsi gerak agar pasien bisa kembali produktif dan aktif.
Tahapan rehabilitasi juga tak kalah penting. Di RS Premier Bintaro, pasien akan didampingi oleh tim fisioterapis yang terlibat sejak awal proses pengobatan, untuk memastikan pemulihan berlangsung aman, efisien, dan tepat sasaran.
Jefri merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan telah menempuh pendidikan lanjutan di Samsung Medical Center (Korea Selatan) serta National University Hospital (Singapura).
| 10 Arti Mimpi Kilat Menyambar Rumah Menurut Primbon Jawa, Tanda Kejayaan atau Peringatan? |
|
|---|
| DOWNLOAD Logo Resmi Sumpah Pemuda 2025: JPEG, PNG, Banner, T Banner, Backdrop |
|
|---|
| 5 Rekomendasi Cerita Wattpad Tentang NCT Lengkap dengan Sinopsis dan Penulisnya |
|
|---|
| Lirik dan Terjemahan Lagu 'Siap Pinang Ko' Juan Reza dan Ria Ricis |
|
|---|
| Profil dan Biodata Leo ALD1, Perjalanan dari Trainee A Hingga Jadi Member ALD1 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.