Kasus Warga di Minahasa Utara Diduga Ditembak Oknum Brimob di Lokasi Tambang Ilegal

Seorang pria asal Desa Basaan, Kabupaten Minahasa Tenggara tewas ditembak oleh oknum Brimob di lokasi tambang ilegal

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Manado/Petrick Sasauw
WARGA DITEMBAK BRIMOB - Kolase Tribunnews.com yang memperlihatkan tangis keluarga dari korban penembakan yang diduga dilakukan anggota Brimob di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut). Sementara, foto kanan adalah sosok korban bernama Fernando Tongkotow atau yang akrab disapa Edo (40). 

TRIBUNJOGJA.COM, MINAHASA TENGGARA - Seorang pria asal Desa Basaan, Kabupaten Minahasa Tenggara tewas ditembak oleh oknum Brimob di lokasi tambang ilegal di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Senin (10/3/2025) dini hari.

Korban bernama Fernando Tongkotow atau yang akrab disapa Edo (40) tewas dengan luka tembak di bagian kepala.

Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Edo tidak dapat diselamatkan karena lukanya mengenai bagian vital.

Kasus penembakan ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian.

Dikutip dari Tribun Manado, penembakan terhadap Edo itu terjadi pada Senin (10/3/2025) dini hari sekitar pukul 01.30 WITA.

Kejadian bermula saat Edo bersama puluhan orang menuju ke lokasi tambang ilegal tersebut.

Saat itu Edo bersama rombongannya disebutkan membawa senjata tajam.

Namun sebelum sampai di lokasi tambang, Edo dan rekannya disergap oleh sekitar 10 anggota Brimob yang melakukan penjagaan kira-kira berjarak 50 meter.

Pada momen tersebut, diduga anggota Brimob langsung melakukan penembakan kepada korban dan rombongan.

Baca juga: Polisi Bongkar Pabrik MinyaKita Palsu di Bogor, Beromset Rp 600 Juta Per Bulan

Nahas, Edo terkena tembakan di bagian kepala dekat telinga. Dia pun menghembuskan nafas terakhirnya saat berada di rumah sakit.

Sementara itu ayah Edo, Feldy Tongkotow, sebelum insiden tersebut, ia dan Fernando bekerja di lokasi tambang yang terpisah.

Pada dini hari, ia mendengar ada keributan di area tambang bagian atas, yang kemudian diketahui sebagai lokasi meninggalnya Fernando.

"Katanya ada korban, tapi mereka belum bilang kalau itu anak saya," ungkapnya sambil menangis saat diwawancarai di RSUP Prof Kandou Malalayang, Manado, Senin (10/3/2025).

Feldy mengaku awalnya tidak mengetahui kalau korban tewas itu adalah anaknya.

Dia kemudian langsung menuju ke rumah sakit untuk mencari informasi siapa korban tewas.

Namun bak disambar petir di siang bolong, mayat yang terbuju kaku tersebut adalah anaknya, Fernando Tongkotow.

Setelah dicek, Fernando mengalami luka tembak di bagian kepala sebelah kanan, tepat di atas telinga.

Sementara itu Wakapolda Sulut, Brigjen Pol Bahagia Dachi, mengunjungi rumah sakit untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Ia memastikan kasus ini akan diproses hingga tuntas.

"Harapan orang tua korban supaya masalah ini diproses," tegasnya.

Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Michael Thamsil, menyatakan Propam Polda Sulut sedang melakukan penyelidikan terkait keterlibatan anggota dalam insiden ini.

"Jika ada keterlibatan personel Polri, mereka akan ditindak sesuai ketentuan," jelasnya.

"Pak Kapolda Sulut sudah memerintahkan Kabid Propam untuk melakukan penyelidikan dan upaya-upaya lainnya," katanya.

"Jadi jika hasil penyelidikan ada keterlibatan personil Polri, akan ditindak sesuai ketentuan yang ada," sambungnya. (*)

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved