Hujan Es di Jogja

Apa Itu Fenomena Hujan Es? Mengapa Bisa Terjadi Hujan Es? Simak Penjelasan BMKG

Pengertian atau definisi hujan es menurut penjelasan BMKG, apa itu hujan es, mengapa bisa terjadi hujan es, simak penjelasan berikut.

TRIBUNJOGJA.COM/Hari Susmayanti
Foto hujan es di depan Kantor Tribun Jogja, Ringroad Barat, Sleman, DIY, Selasa (11/3/2025) pukul 15:15 WIB. 

TRIBUNJOGJA.COM - Hujan es mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hari ini, Selasa (11/3/2025) sore sekitar pukul 15:15 WIB.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari ini, Selasa (11/3/2025) pukul 14:25 WIB telah merilis peringatan cuaca ekstrem hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan petir di wilayah Sleman dan Kulon Progo.

Baca juga: BREAKING NEWS Hujan Es di Ringroad Barat Yogyakarta

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Cuaca Ekstrem di DIY Sore Ini, Berikut Daftar Wilayahnya

Baca juga: Info BMKG Peringatan Cuaca Ekstrem Hari Ini Selasa 11 Maret 2025, Terjadi Hujan Es di Sleman

Baca juga: Kesaksian Warga Saat Lihat Hujan Es Guyur Wilayah Kota Yogya dan Sleman

Lantas, apa itu hujan es? Mengapa bisa terjadi hujan es

Simak penjelasan tentang fenomena hujan es berikut ini, seperti dikutip Tribunjogja.com dari dokumen BMKG Desember 2024 via bmkg.go.id.

Apa itu fenomena hujan es?

Foto hujan es di Ngaglik, Sleman, DIY, Selasa (11/3/2025) pukul 15:15 WIB.
Foto hujan es di Ngaglik, Sleman, DIY, Selasa (11/3/2025) pukul 15:15 WIB. (TRIBUNJOGJA.COM/Hamim Thohari)

Hujan es adalah fenomena hidrologi yang dapat terjadi pada masa peralihan musim.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Frisby dan Sansom (1967), fenomena hujan es di wilayah khatulistiwa (tropis) seperti Indonesia, terjadi karena beberapa faktor, termasuk faktor angin, orografis, topografi wilayah, dan faktor lokal lainnya.

Secara definisi, hujan es adalah cuaca ekstrem yang dapat terjadi di daerah dataran tinggi ataupun daerah yang memiliki suhu permukaan yang cukup dingin, akibat ketidakstabilan atmosfer dan ditandai dengan pertemuan massa udara hangat dan dingin, serta kelembaban tinggi yang memicu terbentuknya awan Cumulonimbus. 

Awan tersebut mampu menghasilkan butiran es yang turun ke permukaan ketika angin tidak cukup kuat untuk mencairkannya sebelum mencapai daratan. 

Uap air dalam bentuk kristal es yang terbentuk di dalam awan Cumulonimbus disebabkan oleh adanya updraft yang sangat kuat sehingga tinggi awan dapat mencapai lapisan tropopause.

Dalam kondisi tersebut, suhu puncak awan dapat mencapai - 60°C atau lebih.

Ukuran butiran es yang jatuh biasanya berkisar antara 5 milimeter (mm) sampai 50 mm atau 5 sentimeter (cm).

Kendati demikian, dalam kondisi tertentu ukurannya dapat jauh lebih besar (Fadholi, 2015). 

Umumnya hujan es terjadi dalam durasi waktu yang singkat. 

Dalam beberapa kasus, fenomena hujan es dapat menimbulkan kerugian seperti kerusakan infrastruktur bangunan.

Mengingat potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi selama masa peralihan musim, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi dan dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan lincin, pohon tumbang, dan lain-lain. 

Jangan lupa untuk selalu memantau informasi terkini dari peringatan dini yang dikeluarkan BMKG sebagai salah satu upaya mitigasi.

(Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved