Danger Stranger Soroti Perilaku Seksual di Media Sosial Melalui Lagu Baru Nimfomania
Lagu yang bertajuk 'Nimfomania' itu merupakan karya kedua setelah rilisnya karya perkenalan mereka 'Tuan Berhala' pada Juli 2024.
Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Danger Stranger membuka tahun 2025 dengan merilis single baru.
Lagu yang bertajuk 'Nimfomania' itu merupakan karya kedua setelah rilisnya karya perkenalan mereka 'Tuan Berhala' pada Juli 2024.
Dibalut dengan acara Curi Dengar pada 26 Februari 2025 kemarin, Danger Stranger tak hanya memperkenalkan lagu baru, namun juga memperkenalkan diri mereka secara luas.
Danger Stranger adalah grup band bergenre hard rock yang lahir pada awal Maret 2024.
Supergrup ini terbentuk dari kesamaan kegelisahan masing-masing personel terhadap musik rock yang dewasa ini kurang diminati sebagian anak muda dan sangat lambat regenerasinya.
Di satu sisi generasi tua masih terus asyik bernostalgia dengan lagu-lagu rock masa lampau. Melalui Danger Stranger, keenam personelnya mencoba memantik kembali semangat musik rock dengan karya orisinal dengan kemasan lebih segar, punya nilai, dan berkualitas.
Danger Stranger beranggotakan Tomo Widayat (gitar), Rahadhita Arumtaka (kibor), Bagoes Kresnawan (drum), Fendee Perdana (gitar), Agib Tanjung (bass), dan Tommy Dharma (vokal).
“Kami berusaha mengikuti yang hari ini lazim dilakukan oleh band-band baru. Kalau dulu bikin band, keluarkan single dan cara promonya adalah manggung ke kampus-kampus, karena sekarang sudah tidak ada panggung di kampus-kampus, maka yang dilakukan adalah bikin gigs, hearing session dan sebagainya,” ujar Tomo.
Baca juga: Archiblues Rayakan 12 Tahun Berkarya Lewat Showcase Unstoppable Journey
Acara yang baru pertama kali mereka lakukan ini bertujuan untuk ajang perkenalan meski para personelnya bukanlah wajah baru.
Keenam personelnya juga masih aktif di grup band masing-masing.
“Kami ini sudah berteman belasan tahun, masing-masing punya band sendiri, dan melalui band ini kami mencoba menuangkan apa yang tidak bisa kami tuangkan di band kami masing-masing,” imbuh Agib.
Terkait lagu baru bertajuk 'Nimfomania’, karya ini merangkum secara singkat tentang fenomena sosio-eko-biologi terhadap salah satu profesi tertua di dunia dengan wajah barunya di era 4.0. Perilaku seksual lebih tepatnya.
Melalui gadget, konten (video) yang awalnya dibuat sebagai sarana berinteraksi positif, sebagian bergeser menjadi sarana promosi dan transaksi.
Gaya hidup 'Nimfomania' kemudian menjawab hukum supply-demand ekonomi, lalu terciptalah kanal-kanal khusus yang mendukung perilaku tersebut.
"Tanpa batas gender, sekarang semua orang dapat 'menjual dirinya' di media sosial melalui konten privat maupun publik," ujar Tommy Dharma sebagai peramu lirik ‘Nimfomania’.
Langkah Pertama Fraidé dalam Musik Terwujud Lewat EP Reflection |
![]() |
---|
Wastra Nusantara Semakin Diminati Penonton Festival Musik |
![]() |
---|
Noire Merilis EP Bertajuk Hyacint |
![]() |
---|
Dualima Duapuluh Rilis Single Tentang Refleksi Emosional yang Berjudul ‘Diri dan Pilihan’ |
![]() |
---|
Mendengarkan Musik Bisa Mengurangi Rasa Sakit? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.