Puisi
Arti dan Makna Puisi Menanam Cinta Pada Ramadhan Karya Mustafa Ismail
Dalam puisi “Menanam Cinta Pada Ramadhan”, Mustafa Ismail menggambarkan Ramadhan sebagai bulan yang sangat istimewa, penuh berkah, dan dicintai serta
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Matahari yang perak mengusung waktu yang kehitaman
kita menulis hari-hari kita seperti mengulum senyum
paling indah buat seorang perempuan: kita lupakan
warna rambut yang berubah, juga arloji yang menua
Bait ini menggambarkan perjalanan waktu selama Ramadhan.
"kita menulis hari-hari kita seperti mengulum senyum" melukiskan suasana Ramadhan yang penuh kebahagiaan dan kebersamaan.
"kita lupakan,warna rambut yang berubah, juga arloji yang menua" memiliki arti di bulan suci ramadhan, manusia dianjurkan untuk fokus beribadah dan tidak terlalu memikirkan duniawi.
Bait 3
Tuhan menjadi tempat kita bersenda gurau
yang selalu terkalahkan. Kita tidak pernah menulis cinta
apalagi menyapanya setiap saat, membikinnya akrab
sebagai kekasih paling setia
Bait ini menggambarkan hubungan dekat dengan Tuhan selama Ramadhan.
"Tuhan menjadi tempat kita bersenda gurau, yang selalu terkalahkan" memiliki arti di bulan Ramadhan, manusia dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada tuhan.
"Kita tidak pernah menulis cinta, apalagi menyapanya setiap saat, membikinnya akrab , sebagai kekasih paling setia" memiliki arti manusia dianjurkan untuk selalu mengingat tuhan, bukan hanya di bulan ramadhan saja.
5 Puisi Cocok dengan Cuaca Mendung Hari Ini, Pas Buat Kamu yang Sedang Rindu |
![]() |
---|
Makna Puisi Orang-Orang Miskin Karya W.S. Rendra |
![]() |
---|
Makna Puisi Aku Berkisar Antara Mereka Karya Chairil Anwar, Sebuah Potret Eksistensi Sosial |
![]() |
---|
Makna Puisi Wanita Pengumpul Kayu Bakar Karya Abdul Wachid BS, Kritik Kemunafikan Moral dan Hasrat |
![]() |
---|
Makna Puisi Malam di Kota Khatulistiwa karya Wiji Thukul, Potret Dualitas Kehidupan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.