Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di DIY Diharapkan Dapat Mencapai Target Nasional
Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KGPAA Paku Alam X, menerima audiensi tim Pemeriksa Kesehatan Gratis
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KGPAA Paku Alam X, menerima audiensi tim Pemeriksa Kesehatan Gratis di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan, pada Selasa (18/2/2025).
Audiensi tersebut berkaitan dengan program pemeriksaan kesehatan gratis yang diadakan oleh Dinas Kesehatan DIY, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan merata kepada seluruh warga DIY, terutama dalam rangka mencapai target nasional pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, menyampaikan bahwa program pemeriksaan kesehatan gratis bertepatan dengan hari ulang tahun masing-masing warga, dengan harapan program tersebut dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan mempermudah akses mereka terhadap layanan kesehatan.
“Ini lebih ke arah kita memohon arahan pada pimpinan daerah, dalam hal ini Pak Wakil Gubernur, untuk pelaksanaan program ini,” ujar Pembajun.
Ia berharap program ini mendapat dukungan penuh dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat kabupaten dan kota di DIY agar bisa berjalan dengan baik dan mendukung pencapaian target pelayanan kesehatan yang ditetapkan pemerintah pusat.
Target pemerintah pusat adalah 55 persen penduduk Indonesia mendapatkan layanan kesehatan gratis pada tahun 2025.
Meski program ini sudah dilaksanakan di beberapa kabupaten dan kota di DIY, Pembajun menekankan bahwa penguatan dan dukungan dari berbagai pihak masih diperlukan untuk memastikan kesuksesan program ini.
Baca juga: Program Cek Kesehatan Gratis di Kulon Progo Resmi Diluncurkan, Bisa Diakses di 21 Puskesmas
Hingga saat ini, antusiasme masyarakat terhadap program ini cukup baik.
Sebanyak 2.652 orang telah mendaftar untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis, meskipun baru sekitar 30 persen yang telah terlayani.
Pembajun menjelaskan bahwa angka ini masih tergolong awal, mengingat program baru berjalan satu hingga dua minggu, dan beberapa daerah seperti Sleman sudah memulai lebih dulu.
“Antusiasmenya baik, terbukti sampai hari ini sudah ada sekitar 2.652 pendaftar. Yang terlayani memang baru sekitar 30 persen, tapi ini kan baru pelaksanaan satu minggu, dua minggu,” tambah Pembajun.
Namun, dalam pelaksanaannya, Pembajun mengakui adanya beberapa kendala. Salah satunya terkait aplikasi Satu Sehat yang digunakan untuk pendaftaran.
Aplikasi ini meski dirancang untuk memudahkan pendaftaran, mengalami kendala teknis, terutama saat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan.
Selain itu, keterbatasan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) di puskesmas juga menjadi tantangan, karena petugas puskesmas harus tetap memberikan pelayanan kepada pasien yang datang untuk perawatan lainnya.
“Selain masalah SDM, kendala terbesar adalah aplikasi yang belum maksimal. Karena saat pendaftaran dilakukan dalam jumlah besar, sistemnya masih mengalami sedikit kendala yang memperlambat proses,” ujar Pembajun.
Pesan KGPAA Paku Alam X saat Gelar Pengawasan Daerah: Minimalisir Temuan Berulang |
![]() |
---|
Karya Anak Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata, Pemda DIY Beri Apresiasi Sejak Usia Dini |
![]() |
---|
Pesan Wagub DIY saat Melepas 205 Kontingen Fornas VII NTB, Raih Prestasi Terbaik |
![]() |
---|
Pegiat Olahraga Masyarakat DIY Siap Harumkan Nama Daerah di FORNAS VIII 2025 |
![]() |
---|
Media Massa DIY Dukung Penuh Porda XVII di Gunungkidul, Soroti Dampak Ekonomi dan Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.