Ritual Ci Swak di Klenteng Liong Hok Bio Magelang, Tradisi Tolak Bala Penutup Perayaan Imlek

Suasana khusyuk menyelimuti Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Magelang ketika ratusan umat memadati area sembahyang. 

Tribun Jogja/Yuwantoro Winduajie
TOLAK BALA : Prosesi ritual Ci Swak atau tolak bala diadakan dalam rangka menutup rangkaian perayaan Imlek tahun ini di Klenteng Liong Hok Bio 

TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG - Suasana khusyuk menyelimuti Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Magelang ketika ratusan umat memadati area sembahyang. 

Mereka mengenakan pakaian berona merah, dengan dupa yang mengepul di tangan, mengikuti prosesi ritual Ci Swak atau tolak bala yang diadakan dalam rangka menutup rangkaian perayaan Imlek tahun ini.

Wakil Ketua Harian TITD Liong Hok Bio Magelang, Gunawan menyebutkan, ritual Ci Swak kali ini dipimpin oleh Daose Chen Li Wei dari Tegal. 

Ritual ini bertujuan untuk menghindarkan umat dari marabahaya dan memohon keselamatan bagi diri sendiri maupun keluarga sepanjang tahun Ular Kayu 2576 Kongzili atau tahun 2025.

Antusiasme masyarakat mengikuti tradisi ini terus meningkat, terlihat dari jumlah peserta yang tahun ini mencapai 1.309 orang, naik dari 1.180 peserta pada tahun sebelumnya.

"Jumlah peserta tahun ini mencapai 1.309 orang. Mereka berasal dari 12 shio yang ada," ungkap Gunawan.

Baca juga: Efesiensi Anggaran, Layanan Perpustakaan Keliling di Gunungkidul Bakal Dikurangi 

Rangkaian upacara dimulai sejak pukul 08.00 pagi dengan sembahyang Tri Dharma sebagai pembuka. 

Selanjutnya, dilaksanakan upacara pembukaan altar yang berlangsung selama kurang lebih satu jam. 

Setelah jeda sejenak, prosesi memasuki tahap inti, yaitu upacara tolak bala dengan memohon perlindungan.

"Pada momen ini, nama-nama peserta disebutkan satu per satu beserta alamat dan shio masing-masing," tambah Gunawan.

Selain ritual perseorangan, tahun ini TITD Liong Hok Bio juga mengadakan paket tolak bala untuk keluarga, suatu inovasi yang memungkinkan satu keluarga melakukan ritual bersama dalam satu sesi.

Prosesi berlanjut dengan sembahyang kepada lima setan serta pemujaan kepada harimau putih atau macan putih dan anjing langit. 

Salah satu bagian menarik dari ritual ini adalah melewati jembatan yang terletak di area depan.

"Tapi kembali lagi semuanya harus diikuti perbuatan bajik, perbuatan baik, karena buah karma nanti yang akan memberikan keselamatan," jelasnya.

Ci Swak yang berlangsung sejak pagi ini dijadwalkan selesai pada sore hari, sekitar pukul 15.00-16.00 WIB, ditutup dengan upacara penutupan. (tro)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved