Pelajaran Berharga untuk Katering dari Kasus Keracunan Massal di Sleman

Penyedia makanan diharapkan lebih peduli dan memperhatikan bahan baku, pengolahan cara memasak hingga cara penyajian yang higienis sebelum disantap.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Joko Widiyarso
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
KORBAN KERACUNAN - (Dokumentasi) Kondisi seputar Posko kesehatan penanganan dugaan keracunan di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2025). Katering atau jasa boga atau penyedia makanan diharapkan lebih peduli dan memperhatikan bahan baku, pengolahan cara memasak hingga cara penyajian yang higienis sebelum disantap. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kasus keracunan makanan, yang menyebabkan korban hingga ratusan orang di dusun Krasakan, Kelurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman menjadi pengingat pentingnya keamanan pangan.

Katering atau jasa boga atau penyedia makanan diharapkan lebih peduli dan memperhatikan bahan baku, pengolahan cara memasak hingga cara penyajian yang higienis sebelum disantap.

"Melalui penerapan keamanan pangan yang baik, diharapkan kejadian serupa tidak terjadi di masa yang akan datang," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Khamidah Yuliati, Sabtu (15/2/2025). 

Menurut dia, kejadian keracunan makanan secara umum merupakan kondisi yang wajar jika terdapat sumber makanan yang terkontaminasi.

Apalagi ditambah cara masak yang kurang higienis, maka kuman apapun bisa menyebar dan menyebabkan keracunan.

Sebab itu, penerapan keamanan pangan menjadi sesuatu yang sangat penting. 

Penyedia makanan secara khusus agar memperhatikan mulai dari ketika memilih atau membeli bahan baku.

Berikutnya, memperhatikan cara memasak bahan makanan yang baik dan benar. Adapun bagi konsumen atau mereka yang hendak mengonsumsi makanan agar lebih berhati-hati. 

"Antara lain dengan melihat masa ED (expired date) atau masa kadaluwarsanya. Tidak kalah penting senantiasa mencuci tangan sebelum makan," ujar dia. 

Terkontaminasi 3 bakteri 

Sebagimana diketahui, penyebab keracunan massal yang mengakibatkan ratusan warga mengalami gejala diare, hingga demam setelah menghadiri pesta pernikahan di dusun Krasakan, Kelurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman itu telah terungkap.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Cahya Purnama menyebut berdasarkan hasil pengujian terhadap sampel makanan, beberapa makanan yang disajikan ditemukan terkontaminasi tiga bakteri yang menyebabkan keracunan. 

"Keracunan makanan yang terjadi diduga karena adanya kontaminasi bakteri Salmonella sp, Bacillus Cereus dan E. Coli pada makanan yang disajikan," kata Cahya. 

Ketiga bakteri tersebut, kata dia memang sering mengontaminasi makanan dan jika dikonsumsi dapat menyebabkan gejala diare, mual, muntah, sakit perut dan kadang juga panas atau demam. 

Bahkan jika tidak segera ditangani bisa mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh akibat dari diare dan muntah yang terus menerus. 

Cahya tidak merinci, jenis makanan apa saja yang terkontaminasi bakteri sehingga menyebabkan ratusan orang tumbang.

Namun, Cahya menyebut seluruh sampel makanan yang diperiksa antara lain bakso, sate, siomay, krecek dan es krim. 

"Ada beberapa yang diduga tercemar bakteri tersebut," ungkap dia.

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved