BBWSSO Lakukan Perbaikan Darurat Groundsill Srandakan yang Jebol

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) tengah melakukan perbaikan darurat terhadap groundsill atau Sabo Dam Srandakan, Kabupaten Bantul

TRIBUNJOGJA.COM/ Dok. Pemkab Bantul
Sejumlah pekerja sedang melakukan perbaikan darurat terhadap groundsill atau Sabo Dam Srandakan, Kabupaten Bantul, yang jebol. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) tengah melakukan perbaikan darurat terhadap groundsill atau Sabo Dam Srandakan, Kabupaten Bantul, yang jebol pada Minggu (26/1/2025) lalu.

PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air II BBWSSO, Riva Shofiarto, mengatakan, perbaikan darurat dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi di sekitar dam tersebut dan mencegah ancaman kerusakan Jembatan Srandakan baru atau Jembatan Srandakan II.

"Penanganan darurat ini adalah untuk menutup sementara Dam Srandakan yang jebol," katanya, melalui keterangan Pemerintah Kabupaten Bantul, Jumat (14/2/2024).

Adapun proses perbaikan Dam Srandakan diawali dengan menaruh material lapisan geotekstil kemudian ditambah pasir dan terakhir dilapisi batu boulder.

Lanjutnya, penanganan darurat tersebut dilakukan di titik keruskan Dam Srandakan yakni sepanjang 150 meter dan tinggi 9 meter.

Sementara itu, terkait perbaikan permanen, pihaknya telah mengusulkan ke Kementerian Pekerja Umum RI dan sampai saat ini proses pengusulan itu masih dalam tahap pengkajian.

"Kemarin opsinya ada dua. Memperbaiki yang lama dan membuat yang baru. Tapi, itu kan masih dalam kajian. Ada untung dan ada ruginya. Kalau yang dibuat di lama untungnya apa, ruginya apa dan dibuat di baru untungnya apa, ruginya apa," urainya.

Maka dari itu, kini pihaknya masih menunggu keputusan dari Kementerian Pekerja Umum untuk menindaklanjuti penanganan Dam Sarandakan yang jebol tersebut.

"Tapi, memang kemarin ada wacana, akan dibangun Dam baru di hilirnya," tutur Riva.

Dam jebol itu, rencanannya dilakukan perbaikan sekitar tiga bulan atau selama 90 hari kerja.

Panewu Srandakan, Sarjiman, menambahkan, kerusakan Dam Srandakan itu sempat mendapatkan atensi dari pemerintah pusat dan pemerintah setempat, sehingga memutuskan dilakukan penanganan darurat di bawah koordinasi BBWSSO.

"Jebolnya Dam Srandakan ini langsung mendapatkan atensi dari pusat dalam hal ini bapak Menteri Pekerja Umum RI yang langsung meninjau lokasi dan didampingi oleh bapak Bupati Bantul (pada beberapa waktu lalu)," ujarnya.

Di sisi lain, Sarjiman turut mengimbau kepada masyarakat agar tidak mendekati lokasi dam yang jebol serta Jembatan Srandakan lama yang putus.

Sekadar informasi, selain Dam Srandakan yang jebol, di dekat lokasi itu juga ada Jembatan Srandakan lama putus.

Jembatan itu putus dikarenakan pondasi tiang penyangga yang tergerus dan diduga akibat derasnya arus Sungai Progo dan jebolnya Dam Srandakan

Menurutnya, pasca DAM Srandakan jebol dan Jembatan Srandakan Lama putus membuat masyarakat lokal memiliki rasa penasaran dan ingin segera datang ke lokasi tersebut.

"Masyarakat kita kan kadang-kadang rasa penasaraannya tinggi. Ada berita yang kiranya viral itu pengen segera dating, pengen segera tahu, pengen segera menyaksikan," tuturnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa lokasi kerusakan tersebut bukan lah obyek wisata yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.

Apalagi, lokasi itu dinilai cukup berbahaya dikarenakan lokasi itu adalah rawan bencana.

"Itu bukan tempat wisata," tegas Sarjiman.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved