Waspada Bencana Hidrometeorologi, Pemkot Yogyakarta Simulasikan 9 Perangkat EWS Baru

Sembilan EWS otomatis berbasis digital tersebut, dipasang masing-masing di tiga titik di aliran Sungai Code, Gajah Wong dan Winongo.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Pemkot Yogyakarta
MITIGASI BENCANA - Suasana simulasi peringatan dini banjir melalui EWS otomatis yang digelar BPBD Kota Yogyakarta di salah satu kawasan bantaran sungai, Kamis (13/2/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta melakukan simulasi sembilan perangkat sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) banjir otomatis yang baru dipasang di tiga sungai, Kamis (13/2/2025).

Sembilan EWS otomatis berbasis digital tersebut, dipasang masing-masing di tiga titik di aliran Sungai Code, Gajah Wong dan Winongo.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogya, Nur Hidayat, menuturkan, sembilan perangkat baru itu melengkapi 17 EWS manual yang sebelumnya sudah terpasang.

Ia pun memastikan, berdasarkan hasil simulasi, seluruh EWS otomatis dapat berfungsi optimal dalam memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

"Hari ini semua kita ujicobakan, kita operasionalkan sembilan EWS baru yang sudah dipasang di tiga aliran sungai di Kota Yogya," tandasnya, selepas giat simulasi.

Dijelaskan, cara kerja EWS otomatis lebih sederhana, karena ketika muka air sungai mengalami kenaikan di level tertentu, yang terpantau dari water level, peringatan darurat akan langsung muncul.

Sementara, EWS manual masih mengandalkan pantauan Closed Circuit Television (CCTV), untuk mengetahui kenaikan permukaan level air sungai.

Ketika mendapati ada potensi banjir, petugas Pusdalop BPBD Kota Yogya pun lantas memberikan peringatan melalui radio komunikasi UHF.

Baca juga: Imbas Pembuangan Liar di Kulon Progo, Pemkot Yogyakarta Dorong Hotel Konsisten Kelola Sampah Mandiri

Oleh sebab itu, pihaknya berharap, dengan sistem otomatis, warga di seputaran bantaran sungai akan lebih siap untuk mengambil tindakan evakuasi.

"Harapannya semakin membentuk kesiapsiagaan di tengah masyarakat, karena dalam pencegahan dan penanggulangan kebencanaan, nomor satu adalah peringatan dini," cetusnya.

Nur Hidayat pun menyebut, sembilan perangkat EWS otomatis diletakkannya di titik-titik yang dirasa butuh dukungan lebih lanjut terkait peringatan dini.

Meliputi Kampung Ledok Tukangan, Jagalan Beji dan Sorosutan (Code), Serangan, Gampingan dan Suryowijayan (Winongo), serta Gendeng Timur, Balirejo dan Tegalgendu (Gajah Wong).

"Peringatan dini harus dihadirkan setiap ada ancaman kebencanaan. Terutama, di tiga sungai yang setiap tahun mengalami banjir. Kalau ada peringatan dini, kesiapsiagaan akan terbentuk," ujarnya.

Terlebih, Kalak BPBD menyebut, saat ini Kota Yogya masih menyandang status siaga darurat bencana hidrometeorologi, selaras peringatan BMKG.

Menurutnya, sejak November 2024 hingga kini, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kota Yogya, yang bisa berdampak pada berbagai insiden kebencanaan, salah satunya banjir.

"Maka, warga yang tinggal di seputaran kawasan sungai diharapkan melaksanakan kesiapsiagaan, selalu mengikuti prakiraan cuaca dan melakukan mitigasi di lingkungan masing-masing," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved