Program PKG di Kota Yogya Resmi Diluncurkan, Warga yang Berulang Tahun Bisa Cek Kesehatan Gratis

Dalam peluncuran tersebut, kegiatan PKG pun berlangsung secara serentak di 18 Puskesmas yang tersebar di 14 kemantren di Kota Yogya.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
TINJAU PKG - Pj Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, saat meninjau pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) di Gedung Serba Guna Wirogunan, Mergangsan, Selasa (11/2/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Program Pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) untuk warga yang berulang tahun mulai bergulir di Kota Yogyakarta, Selasa (11/2/2025).

Kick off salah satu program quick win Presiden Prabowo Subianto itu berlangsung di Gedung Serba Guna Wirogunan, Kemantren Mergangsan.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, menyampaikan PKG yang diluncurkan memang baru menyasar masyarakat yang berulangtahun.

Hanya, karena baru di-launching pada Februari, penduduk yang ulang tahunnya di 2025 sudah terlewat, tetap mendapat kesempatan.

"Sampai dengan April ini yang tidak tepat dengan hari ulang tahun pun tetap kita layani. Setelah April, tentunya nanti disesuaikan," katanya.

Dalam peluncuran tersebut, kegiatan PKG pun berlangsung secara serentak di 18 Puskesmas yang tersebar di 14 kemantren di Kota Yogya.

Untuk mengaksesnya, warga tinggal mengunduh dan membuat akun di SATUSEHAT Mobile (SSM) guna mempermudah pendaftaran pemeriksaan.

"Karena dengan program ini warga bisa secara gratis dilayani, yang harapannya ending kedepannya derajat kesehatan masyarakat meningkat," ujarnya.

Baca juga: DPRD Kota Yogyakarta Berharap Efisiensi Anggaran Bisa Mempertajam Skala Prioritas

"Kalau masyarakatnya sehat, tentunya pembangunan juga akan lancar, negara juga akan menjadi aman. Jadi, endingnya seperti itu," tambah Pj Wali Kota.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogya, Emma Rahmi Aryani, mengatakan, dalam satu hari ditarget ada 30 warga yang mengakses PKG.

Namun, pelayanan tetap disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan di setiap Puskesmas, agar aktivitas reguler tidak terganggu.

"Cakupan pemeriksaannya sesuai siklus hidup. Jadi, misalnya untuk bayi itu ada 6 pemeriksaan, kemudian dewasa bisa 14 pemeriksaan," ujarnya.

Di samping itu, pemeriksaan juga dilakukan secara spesifik menyasar indikasi-indikasi kesehatan warga hasil skrining melalui form mandiri.

Sehingga, ketika pengakses layanan diketahui mengidap penyakit yang cenderung gawat, penanganan lanjutan pun bakal diberikan Puskesmas.

"Misalnya, ternyata ada kanker. Jadi, kalau memang itu harus dirujuk, ya kita rujuk. Sehingga, program ini sekaligus jadi deteksi dini," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved