Pemangkasan Anggaran Pemerintah
Proyek Jalan Sleman-Gunungkidul Tetap Berlanjut Meski Dihantam Efisiensi Anggaran
Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan proyek vital ini masih berada di jalur yang tepat.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di tengah gencarnya kebijakan pemotongan anggaran dari pemerintah pusat, proyek pembangunan jalan Sleman-Gunungkidul diklaim tetap jalan terus.
Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan proyek vital ini masih berada di jalur yang tepat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY, Anna Rina Herbranti, menegaskan bahwa meski sejumlah proyek infrastruktur harus dihentikan atau dikaji ulang, pembangunan jalan Sleman-Gunungkidul tetap berjalan.
"Beberapa proyek memang harus dibatalkan, tetapi proyek ini tetap lanjut karena didukung sumber pendanaan alternatif," ujarnya.
Hingga kini, sisa jalan sepanjang 9,08 kilometer di ruas Prambanan-Gayamharjo menjadi fokus utama untuk diselesaikan.
Targetnya, jalan ini bisa tersambung sepenuhnya pada 2027.
Meski terdampak, pendanaan proyek ini tetap bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Keistimewaan (Danais) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Saat ini masih dibahas apakah alokasi anggarannya tetap atau akan dikurangi. Namun, kami berkomitmen melanjutkan proyek ini," tambah Anna.
Baca juga: Pemda DIY Kaji Penerapan WFH, Prioritaskan Pelayanan Publik Tetap Optimal
Rincian progres pembangunan menunjukkan perkembangan signifikan. Pada 2023, sepanjang 1,275 kilometer berhasil dibangun menggunakan anggaran Indeks Desa Membangun (IDM).
Tahun 2024, proyek ini berlanjut dengan tambahan 0,4 kilometer yang dibiayai dari Danais.
Untuk 2025, ditargetkan pembangunan 0,95 kilometer melalui Danais dan 1,93 kilometer menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Meski bergantung pada ketersediaan anggaran, Pemda DIY tetap optimis proyek ini dapat selesai sesuai target.
"Kami terus mengusulkan pendanaan tambahan melalui APBN agar proyek ini rampung pada 2027," jelas Anna.
Namun, tidak semua proyek memiliki nasib serupa. Dua proyek besar, yaitu pembangunan Jalan Sentolo-Brosot senilai Rp17,5 miliar dan proyek irigasi Glendongan dengan nilai Rp2 miliar, terpaksa dihentikan akibat efisiensi anggaran.
"Kedua proyek ini tidak bisa dilanjutkan karena keterbatasan dana," ungkap Anna.
Meskipun menghadapi tantangan finansial, Pemda DIY menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan proyek-proyek prioritas demi mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah DIY.
"Kami tetap berupaya agar proyek-proyek prioritas bisa terlaksana dengan optimal meskipun ada keterbatasan anggaran," pungkasnya. (*)
Sekda Kulon Progo Pastikan Anggaran Pelantikan Kepala Daerah Tak Terdampak Efisiensi |
![]() |
---|
Pendapatan MICE Perhotelan di Jogja Turun Imbas Efisiensi Anggaran, PHRI: Lebih Parah dari Pandemi |
![]() |
---|
Layanan Informasi Gempa di DIY Tetap Berjalan Meski Ada Pemangkasan Anggaran |
![]() |
---|
Dampak Efisiensi Anggaran, Pemkot Yogyakarta Lakukan Penghematan Listrik dan Air |
![]() |
---|
Soal Pemangkasan Anggaran BMKG, Ini Tanggapan Kepala Pelaksana BPBD DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.