Kapolresta Yogyakarta Beberkan Kronologi Keributan yang Sempat Warnai Unjuk Rasa PKL di Malioboro

Pelaku usaha di Malioboro itu protes karena aksi mereka dianggap mengganggu kelompok pedagang lain.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Miftahul Huda
KERIBUTAN - Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, membeberkan kronologi keributan yang terjadi saat aksi unjuk rasa pedagang eks Teras Malioboro 2, di Jalan Malioboro, Jumat malam (7/2/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, membeberkan kronologi keributan yang terjadi di Jalan Malioboro, Jumat (7/2/2025) malam.

Dia pun ikut turun langsung melerai keributan yang terjadi di depan Kantor DPRD DIY, Jalan Malioboro antara peserta aksi damai eks PKL Teras Malioboro (TM) 2.

Para eks PKL TM 2 itu merupakan anggota Koperasi Tri Dharma yang sebelumnya berjualan di Teras Malioboro 2.

Mereka menyampaikan aspirasi terkait proses relokasi PKL Teras Malioboro 2 yang dianggap tidak berpihak kepada para pedagang, khususnya mengenai transparansi relokasi.

Karena kesal tak kunjung ditemui anggota DPRD DIY, para peserta aksi yang di dalamnya juga terdapat elemen mahasiswa lalu memblokade Jalan Malioboro.

Hal ini lantas memicu amarah dari pelaku usaha lain yang berada di sekitar kawasan Malioboro.

Baca juga: Warga Kesal, Aksi Damai Eks PKL Teras Malioboro 2 Blokade Jalan Ricuh hingga Terjadi Baku Hantam

Keributan pun terjadi, diawali dengan teriakan hingga berlanjut baku hantam.

"Kronologinya tadi habis Salat Maghrib, kemudian ada kelompok-kelompok pelaku usaha Malioboro merasa terganggu karena aksi teman-teman mahasiswa maupun kelompok PKL Tri Dharma orasi di DPRD yang menutup jalan," katanya, kepada awak media. 

Pelaku usaha di Malioboro itu protes karena aksi mereka dianggap mengganggu kelompok pedagang lain.

"Makanya tadi sedikit adu mulut kemudian sedikit ada keributan, tapi berhasil kami lerai (pisahkan) kemudian dari teman-teman yang orasi kami masukkan ke DPRD DIY," jelas Aditya.

Pihaknya berhasil meredam emosi dari kelompok pelaku usaha untuk segera membubarkan diri.

Terkait adanya korban luka-luka, Aditya masih akan melakukan pengecekan kepada seluruh pihak yang mengalami luka akibat bentrokan tersebut.

"Baru kami cek, kami imbau yang merasa mengalami kekerasan, menimpa dirinya segera melaporkan dengan butki yang ada pasti kami usut tuntas," terang dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved