Alokasi Anggaran Subsidi Ongkir SiBakul Tahun 2025 Turun jadi Rp 2 Miliar

Dinas Koperasi dan UKM DIY masih melanjutkan program subsidi gratis ongkir bagi pelaku UMKM DIY yang tergabung dalam market hub SiBakul.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Plh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Wisnu Hermawan saat doorstop dengan media, Jumat (8/11/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Koperasi dan UKM DIY masih melanjutkan program subsidi gratis ongkos kirim (ongkir) bagi pelaku UMKM DIY yang tergabung dalam market hub SiBakul.

Program tersebut telah bergulir sejak tahun 2020 lalu, saat pandemi COVID-19.

Saat awal diluncurkan, anggaran yang dialokasikan untuk subsidi ongkir hanya Rp 200 juta.

 Namun karena semakin banyak UMKM yang memanfaatkan, anggaran untuk program tersebut ditambah setiap tahunnya.

Plh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Wisnu Hermawan mengatakan anggaran yang dialokasikan untuk subsidi gratis ongkir tahun 2025 ini sekitar Rp 2 miliar.

Anggaran tersebut turun jika dibandingkan dengan tahun 2024 lalu yang mencapai Rp 3 miliar.

Meskipun ada efisiensi anggaran, namun pihaknya berupaya agar alokasi untuk program subsidi ongkir sesuai pagu.

"Anggarannya turun dibanding tahun lalu. Kami upayakan tetap Rp 2 miliar, seperti pagu awal. Karena program ini membantu UMKM dan wirausaha baru untuk mendapatkan akses pasar. Ini tetap kami prioritaskan," katanya, Jumat (07/02/2025)

Ia menerangkan subsidi ongkir tidak hanya untuk UMKM yang ingin mengirimkan barang di dalam negeri. Pihaknya juga memfasilitasi ongkos kirim ke luar negeri.

Baca juga: Dinkop UKM DIY dan Iwapi Bantul Gelar Pameran Produk Disabilitas di Stadion Sultan Agung 

Serapan subsidi ongkir juga selalu optimal setiap tahunnya. Bahkan bisa lebih dari 95 persen.

"Untuk serapan selalu optimal, di atas 95 persen setiap tahunnya. Karena UMKM yang memanfaatkan juga semakin banyak. Untuk ongkir selalu kami kendalikan secara harian, sehingga transaksi akuntabel," terangnya.

Ke depan pihaknya akan mengoptimalkan serapan untuk wilayah Kulon Progo dan Gunungkidul. Pasalnya serapan di dua kabupaten tersebut masih relatif rendah. 

"Karena memang dominasi pelaku UMKM di DIY masih terpusat di Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul. Sehingga yang menggunakan fasilitas ongkir mayoritas di wilayah itu. Masih perlu afirmasi di Gunungkidul dan Kulon Progo,” ujarnya.

Kepala Bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM DIY DIY, Veronica Setioningtyas Prastivi menambahkan anggaran untuk subsidi ongkir ke luar negeri menurun tahun ini. 

“Jumlahnya menurun dibandingkan tahun 2024, menjadi Rp 100 juta. Tahun 2024 anggaran untuk ongkir luar negeri Rp 307.200.000, serapannya Rp 306.392.856, terserap 99,74 persen,” imbuhnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved