Dampak Efisiensi Anggaran Pemerintah Terhadap Pariwisata Yogyakarta, Begini Tanggapan ASITA
Trianto menambahkan bahwa meskipun ada dampak penurunan, beberapa segmen pasar justru menunjukkan pertumbuhan.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat diperkirakan akan mempengaruhi sektor pariwisata, khususnya di Yogyakarta, salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.
Trianto Sunarjati, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Daerah Istimewa Yogyakarta, menjelaskan bahwa dampak kebijakan efisiensi anggaran ini bisa dirasakan oleh pelaku industri wisata, meski belum ada data pasti mengenai besaran penurunan yang terjadi.
Menurut Trianto, Asita memiliki beragam segmen pasar yang ditangani oleh anggotanya.
Beberapa biro perjalanan fokus pada pasar wisatawan asing, sementara yang lain melayani wisatawan domestik dan segmen korporat.
"Kami tidak bisa menyebutkan secara pasti apakah ada penurunan, karena setiap segmen pasar memiliki dinamika yang berbeda. Namun, jika melihat pengalaman sebelumnya, seperti pada tahun 2014, kebijakan efisiensi serupa juga berdampak pada industri ini," ungkapnya.
Trianto menambahkan bahwa meskipun ada dampak penurunan, beberapa segmen pasar justru menunjukkan pertumbuhan.
Misalnya, sektor inbound tour operator yang menangani wisatawan asing masih cukup stabil di Yogyakarta.
Bahkan, pada bulan Februari ini, Trianto mencatatkan adanya peningkatan kedatangan wisatawan yang didorong oleh sektor korporat.
Namun, dampak dari kebijakan efisiensi anggaran ini lebih terasa pada sektor-sektor yang bergantung pada anggaran pemerintah, seperti hotel dan restoran.
"Para pelaku industri hotel pasti merasakannya, karena pasar dari sektor pemerintah cukup besar untuk pariwisata Yogyakarta," kata Trianto.
Ia juga menekankan bahwa meskipun sebagian segmen pasar menurun, ada segmen lain yang dapat mengimbangi, seperti sektor wisatawan asing dan domestik.
Trianto juga berharap agar ada kebijakan lain yang dapat mendukung sektor pariwisata, seperti promosi yang lebih gencar untuk menarik wisatawan mancanegara.
"Promosi pariwisata harus terus dilakukan secara berkelanjutan, tidak bisa berhenti hanya dalam satu tahun. Kami berharap kebijakan efisiensi ini bisa diimbangi dengan upaya promosi yang lebih agresif," ujar Trianto.
Sebagai bagian dari Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Asita berkolaborasi dengan berbagai asosiasi dan stakeholder terkait untuk mengantisipasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri ini.
Salah satu bentuk kolaborasi ini adalah saat penyelenggaraan kegiatan Nataru, di mana seluruh pemangku kepentingan bekerja bersama untuk memastikan kelancaran operasional pariwisata di Yogyakarta, termasuk dalam hal mitigasi cuaca dan faktor eksternal lainnya.
Dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran ini, Trianto berharap sektor pariwisata Yogyakarta tetap dapat bertahan dan berkembang melalui kebijakan yang lebih mendukung promosi dan kolaborasi antar sektor.
Pemda DIY Perlu Efisiensi dan Genjot PAD untuk Siasati Pemangkasan Danais 2026 |
![]() |
---|
Konflik Antarnegara dan Pelemahan Ekonomi Global Disebut Berdampak ke Sektor Pariwisata Jogja |
![]() |
---|
Wisatawan Ceritakan Pengalaman Menarik saat Kunjungi Pameran Hamong Nagari Kraton Yogyakarta |
![]() |
---|
ASITA Dukung Usulan Sri Sultan HB X Agar Penerbangan dari Australia Transit di YIA |
![]() |
---|
Rebranding Hingga Bidik Pasar Mancanegara Jadi Srategi Perhotelan di Tengah Efisiensi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.