Buka KB dan TK Tumbuh di Jakarta, Yayasan Edukasi Anak Nusantara Bawa Konsep Pendidikan Inklusi
Yayasan Edukasi Anak Nusantara sudah 20 tahun ini memayungi Sekolah Tumbuh yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Yayasan Edukasi Anak Nusantara membuka KB dan TK Tumbuh dengan konsep pendidikan inklusi di Jakarta.
Berlokasi di Jalan Limau I Nomor 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, KB dan TK Tumbuh akan membuka penerimaan peserta didik baru mulai 22 Februari 2025.
Yayasan Edukasi Anak Nusantara sudah 20 tahun ini memayungi Sekolah Tumbuh yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ketua Yayasan Edukasi Anak Nusantara, KPH Wironegoro mengatakan pendidikan inklusi yang ditawarkan di Sekolah Tumbuh merupakan upaya untuk memfasilitasi keragaman kepada semua murid. Dalam sekolah tersebut, anak berkebutuhan khusus dan reguler akan digabungkan dan difasilitasi, dengan konsep sekolah umum.
“Kami menawarkan konsep pendidikan yang sifatnya alternatif, namun juga terdaftar dan terakreditasi. Puji syukur Alhamdulillah (terakreditasi) A oleh pemerintah Indonesia,” katanya.
“Kami merasa perlu mengembangkan apa-apa yang sudah kami capai di Jogja ini ke Jakarta. Agar kami bisa menawarkan dan memfasilitasi, sharing, dengan stakeholder atau masyarakat pendidikan Jakarta tentang pendidikan inklusi,” sambungnya.
Uniknya, Sekolah Tumbuh memiliki kurikulum yang beragam. Selain menggunakan kurikulum nasional, Sekolah Tumbuh memiliki kurikulum internasional seperti International Primary Curriculum (IPC), International Middle Years Curriculum (IMYC) untuk jenjang yang lebih tinggi, hingga Kurikulum Cambridge.
Bahkan sebentar lagi Sekolah Tumbuh akan meluncurkan Kurikulum Keistimewaan. Kurikulum ini berangkat dari pentingnya siswa mengenal sejarah DIY sejak dini. Apalagi siswa yang di DIY tinggal di wilayah warisan dunia yang diakui internasional.
Filosofi dasar DIY, Sangkan Paraning Dumadi, Hamemayu Hayuning Bawana, dan Manunggaling Kawulo Gusti sudah ditetapkan UNESCO. Sehingga, penting bagi pengajar di Sekolah Tumbuh untuk mendaratkan nilai tersebut kepada siswa.
“Kenapa kurikulumnya beragam? Karena muridnya beragam, orangtua beragam. Sehingga orangtua dan murid bisa memilih kurikulum mana yang paling cocok untuk pendampingan dan pendidikan,” terangnya.
“Ketika berusaha memperkenalkan, bagaimana belajar matematika melalui bahasa inggris, belajar bahasa inggris melalui science, belajar science melalui matematika. Kadang menggunakan pola hidup makanan, nilai kelokalan harus dimunculkan dalam pembentukan karakter anak,” sambungnya.
Untuk itu, pihaknya memiliki konsep Universal Design for Learning (UDL). Tujuannya agar pendampingan yang diberikan kepada masing-masing siswa tepat.
Dalam kelas pun dirancang tidak padat, yaitu 20 murid, yang akan didampingi oleh 2 guru dan 1 asisten guru.
“Jadi ketika ada 20 murid, guru juga punya 20 cara untuk murid yang berbeda. Seperti sekolah custom, menyediakan kebutuhan anak yang beragam. Itu yang ditanamkan Sekolah Tumbuh. Ketika tidak padat (jumlah murid), bisa memaksimalkan pengajaran,” terangnya.
| Imbas Pengendara Motor Terperosok Lubang Galian Proyek, DPRD Kota Yogyakarta Gelar Sidak |
|
|---|
| Sekolah di Kota Yogyakarta Dukung Wacana Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, Ini Alasannya |
|
|---|
| Business Matching Jadi Puncak Inkubasi Bisnis Kawula Muda DIY, Peserta Dipertemukan dengan Investor |
|
|---|
| Operasional KAJJ di KAI Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal, Seluruh Keberangkatan Berjalan Tepat Waktu |
|
|---|
| Tim Muda PSIM Yogyakarta Tunjukkan Perkembangan di EPA, Manajer Fokus Benahi Finishing |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.