Resto di Kota Yogya ini Tawarkan Sensasi Makan Nasi Kucing di 'Istana Nabi Sulaiman'

Hadir dengan nama mentereng The Soultans, restoran tersebut menawarkan sensasi menikmati hidangan tradisional di bangunan nan mewah.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Salah satu sudut restoran The Soultans yang menggambarkan kemewahan dan kemegahan. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Potensi wisata kuliner di Kota Yogyakarta seakan tidak ada habisnya untuk ditelusuri, baik itu sajian tradisional, hingga kekinian.

Belakangan, daya tarik itu kembali muncul di sudut selatan Kota Yogya, atau tepatnya di kawasan Jalan Tri Tunggal, Wirosaban, Umbulharjo.

Hadir dengan nama mentereng The Soultans, restoran tersebut menawarkan sensasi menikmati hidangan tradisional di bangunan nan mewah.

Benar saja, begitu menginjakkan kaki, pengunjung langsung disuguhi bangunan yang didominasi kaca-kaca bak istana raja timur tengah.

Owner The Soultans, Haji Nurohman, mengatakan, bahwa dirinya terinspirasi oleh istana Nabi Sulaiman yang diterangkan dalam kitab suci.

Alhasil, pilar-pilar tinggi menjulang, kolam air dan pintu gerbang yang terbuat dari kaca, hingga ornamen yang kental balutan emas, sengaja dihadirkan di restoran yang beroperasi sejak akhir 2024 itu.

"Itu kan ada di Alquran, kemudian saya mencari referensi arsitekturnya dan jadinya seperti ini, dengan perpaduan gaya Eropa, Timur Tengah, tapi tetap ada Indonesia-nya," katanya, Rabu (28/1/2025).

Baca juga: Libur Imlek 2025 Bawa Berkah, Pedagang Teras Malioboro Ketandan Kebanjiran Pembeli

Tak sebatas dari segi fisik, pada area luar restoran, pengunjung pun disuguhi pemandangan mobil mewah Mercedes E200 di lantai atas bangunan.

Menurut Nurohman, The Soultans memang hendak mengajak masyarakat merasakan pengalaman baru dengan kesan yang mendalam.

"Tapi, menu yang kami sajikan tetap dominan yang tradisional, menu-menu nusantara, kemewahan menu pribumi, istilahnya," tandasnya.

Benar saja, sajian nasi kucing yang dikemas secara ekslusif dengan beragam lauk mentereng pun menjadi hidangan utama yang ditonjolkannya.

Mulai dari ikan kerapu, ikan sebelah, sampai daging-dagingan, dihadirkan dalam bentuk nasi kucing, yang jamak ditemukan di angkringan.

"Memang kemasannya beda, dari nasi kucing makan di pinggir jalan kita bawa ke next level, kesannya biar berkelas, begitu ya," ujar Nurohman.

Tidak tanggung-tanggung, balutan emas murni atau edible gold, siap memanjakan mata dan lidah para pengunjung yang bersedia merogoh kocek.

Urusan harga, menu-menu yang disediakannya pun cukup beragam, dari yang termurah sekitar Rp40 ribu, sampai jutaan rupiah per porsinya.

"Terus terang, saya ingin membuat menu lokal nasi kucing menjadi makanan yang diterima di kalangan menengah ke atas juga," ungkapnya.

"Pengunjung selama ini rata-rata tamu keluarga, khususnya yang ingin mencicipi cita rasa lain menu nasi kucing," urai Nurohman. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved