Berita Viral

VIRAL Kisah Pilu Anak Membawa Jenazah Ayah dengan Gerobak Kayu di Tengah Kemewahan Sumber Daya Alam

Video yang merekam kejadian ini pun beredar luas di media sosial, memancing rasa haru dan keprihatinan dari masyarakat.

kolase foto Tribunjogja
VIRAL Kisah Pilu Anak Membawa Jenazah Ayah dengan Gerobak Kayu di Tengah Kemewahan Sumber Daya Alam 

TRIBUNJOGJA.COM -- Di sebuah wilayah yang dikenal kaya akan sumber daya minyak bumi, sebuah pemandangan memilukan justru terjadi. 

Di Desa Semukut, Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, jenazah seorang pria tua harus diantar ke tempat peristirahatan terakhir menggunakan gerobak kayu sederhana. 

Video yang merekam kejadian ini pun beredar luas di media sosial, memancing rasa haru dan keprihatinan dari masyarakat.

Dalam rekaman tersebut, jenazah tampak terbaring di atas kasur yang diletakkan di dalam gerobak kayu. Sebagai penutup, digunakan kain penutup keranda. 

Gerobak itu sendiri ditarik oleh sebuah sepeda motor, sementara seorang pria duduk di atasnya sambil memayungi jenazah untuk melindunginya dari terik matahari.

Ambulans Rusak, Pilihan Hanya Gerobak

Dikutip dari laman Kompas.com, M Yasir (54), pria yang tampak di video tersebut, adalah anak dari almarhum Muhazin (83). 

Yasir mengaku tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan gerobak kayu untuk mengantarkan jenazah sang ayah. 

"Ya, itu kejadiannya pada Rabu (22/1/2025). Jenazah orangtua saya terpaksa dibawa pakai gerobak kayu ditarik pakai motor, karena ambulans puskesmas katanya rusak," kata Yasir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu malam.

Menurut Yasir, sang ayah meninggal dunia pada pukul 14.00 WIB karena sakit tua. 

Saat itu, keluarga segera menghubungi pihak puskesmas untuk meminjam ambulans agar jenazah bisa diantar ke TPU yang berjarak sekitar 3 km dari rumah. Sayangnya, ambulans tidak bisa digunakan. 

"Kerusakan sudah berlangsung dalam empat bulan terakhir," ungkap Yasir.

Alternatif lain seperti meminjam kendaraan roda tiga milik PLN juga gagal dilakukan karena kendaraan tersebut ternyata juga dalam kondisi rusak. 

Pada akhirnya, Yasir menggunakan gerobak kayu miliknya sendiri yang ditarik oleh sepeda motor temannya, Rahmat.

"Pada rusak semuanya. Jadi mau tak mau harus menggunakan gerobak milik saya sendiri ke tempat pemakaman umum. Kami sangat sedih dengan kondisi ini," ucap Yasir sambil mengenang peristiwa tersebut.

Permintaan Warga untuk Pemerintah

Kondisi ini menyisakan keprihatinan mendalam bagi Yasir dan warga desa lainnya. 

Dia berharap pemerintah segera memberikan perhatian lebih terhadap fasilitas di desanya. 

"Harapan saya, ya mohon bantuanlah kepada pemerintah memberikan bantuan ambulans untuk desa. Supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini," kata Yasir.

Selain itu, Yasir juga mengungkapkan kebutuhan mendesak lainnya, seperti mesin robin untuk menyedot air dari liang lahat, terutama saat musim hujan. 

"Kemarin waktu pemakaman orangtua saya, itu kuburan banyak air. Jadi harus ditimba dulu baru bisa dimasukkan jenazah," jelasnya.

Dia juga menyoroti soal kesejahteraan tukang gali kubur yang selama ini tidak mendapatkan gaji tetap. 

"Tukang gali kubur tak ada gaji. Cuma dikasih seikhlasnya dari pihak keluarga yang berduka," tambah Yasir.

Tanggapan Pemda yang Minim

Saat dimintai tanggapan, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kepulauan Meranti, Asmar, hanya memberikan respons singkat. 

"Nanti kita tindaklanjuti," ujar Asmar kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu malam.

Kisah ini menjadi tamparan bagi pemerintah daerah dan masyarakat luas bahwa masih ada warga di wilayah kaya sumber daya alam yang harus menghadapi kesulitan luar biasa dalam hal pelayanan dasar.

( Tribunjogja.com / Kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved