Pasar Kramat di Magelang Ada Tiap Jumat Pahing, Jadi Tujuan Bernazar Hingga Berburu Kuliner Jadul

Pengunjung datang dengan harapan, doa dan syukur, membuat Pasar Kramat di Magelang ini berbeda dengan pasar pada umumnya.

Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
Pasar Kramat di Dusun Kramat, Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang 

"Semua ini kepercayaan, tapi saya percaya. Alhamdulillah, sudah beberapa kali tiap Jumat Pahing menyempatkan diri ke sini," katanya.

Dia menjelaskan, orang-orang yang datang ke Pasar Kramat biasanya memiliki nazar, seperti membawa anak yang sedang sakit dengan harapan sembuh setelah berkunjung ke sana.

Adapun Dila datang ke Pasar Kramat untuk bernazar agar segera mendapatkan jodoh.

"Nazarnya, kalau sudah didekatkan dengan jodoh, saya mau ke sini. Alhamdulillah sudah ada, terus ke sini lagi, minta disegerakan," ujar dia.

Setelah meminta doa, pengunjung sering memberi uang seikhlasnya kepada sesepuh dan menyebarkan uang receh sebagai simbol nazar yang telah ditunaikan. 

"Setelah didoakan memberi (uang) seikhlasnya, keluar dari rumah mbah (sesepuh) lalu memberi uang receh disebar semampunya, nggak juga tidak apa-apa," tuturnya.

"Selesai itu, menikmati jajanan khas seperti bubur dan ketupat luwar untuk oleh-oleh," sambungnya.

Tetap Bertahan

Meski telah konsisten diadakan hingga saat ini, Pasar Kramat tak lagi seramai dahulu. 

Saryati, pedagang bubur opor, mengaku pasar mulai sepi sejak beberapa tahun terakhir. 

"Saya ke sini tiap hari Jumat Pahing saja. Mulai jam 5 sampai jam 10 sudah sepi. Khasnya bubur opor. Kalau dulu lebih ramai, sekarang yang jualan tinggal sedikit," ujarnya.

Baca juga: Cerita Dibalik Nama Jembatan Kali Progo Sucipto Suwigo Magelang, Ada Peran Ganjar Pranowo

Setiap hari, Suryati bisa menghabiskan 2,5 kilogram bubur. 

Saryati telah berjualan di pasar itu sejak lama, namun dia tak mengetahui persis sejak kapan pasar tersebut eksis. 

"Sudah cukup lama jualan. Biasanya warga datang ke sini jika memiliki nazar," ujarnya. 

Maroyah (72), penjual cenil dan gatot asal Paremono, Kecamatan Mungkid, juga mengungkapkan hal serupa. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved